Sore ini, Wendy pulang sendirian. Dia menunggu bis yang menuju kerumahnya dengan sabar.
Dia memasang headphone selagi menunggu bis. Dia menyenderkan kepalanya pada kursi halte.
Kejadian hari ini sangat melelahkan. Antara rasa sedih dan takut bercampur aduk dihati Wendy.
"Apa benar arwah yang secara aku tidak sengaja omongkan benar-benar ada?" Gumam Wendy.
"Jangan asal bicara. Ucapan itu adalah doa." Ucap seorang wanita lewat didepan Wendy.
Wendy menatap punggung wanita yang semakin lama menghilang.
Familiar.
Wendy rasa dia pernah bertemu wanita itu. Tapi.. dimana? Ah sudahlah melelahkan. Wendy memilih kembali menyenderkan kepalanya di kursi. Tak lama setelah itu, bis datang dan dia segera pergi pulang.
***
"Kenapa aku jadi takut sendiri sih," gumam Wendy dengan buku yang menumpuk didepannya.
"Ucapan itu doa."
Suara bisikan itu kembali terdengar.
"Iblis tak punya alasan untuk menolong."
"Matilah dirimu!"
Brak!!
Tiba-tiba kaca jendela pecah setelah Wendy mendengar bisikan itu. Dia terkanjat. Dengan segera dia keluar dari rumahnya.
"Hah..hah..hah.."
Wendy berlari sambil sesekali menoleh ke belakangnya. Disana, terlihat seorang wanita yang sedang tersenyum lebar. Saking lebarnya hingga mulutnya seperti terkoyak.
Wendy takut. Dia mengeluarkan handphone nya dari sakunya. Tangannya dengan cepat menggeser dan mencari nomor yang bernama "Irene"
Wendy menekan nomor yang tertera nama itu.
"Ren.. bisa ketemu?"
***
"Kau yakin dia bukan manusia?" Tanya Irene saat mereka semua telah berkumpul.
Saat ini, Wendy, Irene, Seulgi, dan Yeri sedang berkumpul di sebuah cafe yang menjadi langganan mereka.
"I-itu sungguhan, Ren! Sesaat setelah dia membisikan itu, tiba-tiba kaca jendelaku pecah. Dan saat aku keluar rumah, aku melihatnya tersenyum sangat lebar sampai mulutnya terkoyak." Jelas Wendy.
Teman-temannya yang lain hanya bisa ikut meringis membayangkan bagaimana menyeramkannya sosok yang dijumpai Wendy itu.
"Aish aku takut tidur sendiri malan ini." Rengek Yeri.
"Kau ini jangan nakutin dong, Wendy." Ucap Seulgi.
"Ngapain aku nakut-nakutin kalau aku sendiri aja takut?" Balas Wendy dengan wajah datar.
"Kamu malam ini di rumahku saja, ya?" Ucap Irene.
Wendy hanya mengangguk sebagai jawaban. Ya, dia memang seharusnya bersyukur masih ada sahabat yang mau menampungnya ketika dia sedang kesusahan.
***
"Kamu ke kamar dulu, aku mau masak." Ucap Irene saat mereka berdua telah sampai di rumah Irene.
"Oh o-ok."
Wendy melangkah ke lantai atas menuju kamar Irene. Dia meletakan tasnya dan segera pergi ke kamar mandi.
"Peek-A-Boo.. Peek-A-Boo.."
Wendy tersentak mendengar suara bisikan perempuan yang terdengar horor. Dia menggeleng kuat. Wendy yakin itu hanya halusinasinya karena tadi dia sangat ketakutan.
Wendy melangkah kaki ke kamar mandi.
"Peek-A-Boo.. Peek-A-Boo.."
Suara itu masih terdengar jelas di telinganya. Merinding. Bulu kuduk Wendy berdiri. Hidungnya mengeluarkan darah. Sial. Apa maksudnya ini?
"Peek-A-Boo.. Peek-A-Boo.."
Suara perempuan tadi semakin mendekat. Suara percikan air terdengar dari bak mandi. Wendy menoleh ke sana. Seketika tubuhnya lemas, keringat dingin mulai keluar. Dia melihat.. seorang perempuan duduk ditepi bak mandi dengan kaki yang buntung. Tangan kanannya juga tidak ada, yang ada hanya tangan kiri yang ia pakai untuk memercikkan air.
"Peek-A-BOO!!"
Perempuan tadi membalikan badannya menatap Wendy dengan sebelah mata yang terkeluar dan mulut yang robek. Darah mengucur dipelipis, hidung, mata, dan mulut perempuan itu.
Wendy tersentak kaget. Dengan cepat dia berlari, berusaha keluar dari toilet itu. Namun, rasanya toilet itu buntu. Tak satupun sudut yang menampakan pintu.
Tubuhnya semakin melemas, dia terduduk dengan teriakan yang mungkin tak ada yang dapat mendengarnya.
Kret..kret..
Perempuan tadi mendekati Wendy dengan merayap menggunakan sebelah tangannya. Tepat didepan wajah Wendy, perempuan tadi menganga lebar, dari dalam mulutnya keluar kelabang besar.
Perlahan.. kelabang itu turun dari mulut perempuan itu dan masuk ke dalam mulut Wendy.
***
A/N
Maaf kalau feel-nya kurang. Karena biasanya kalau saya nulis cerita horor itu pasti sehabis atau sedang nonton film horor. Tapi ini enggak, wkwk.
Share this novel