Kini suamiku tidak seperti yang ku kira, begitu baik dan ramah. Aku sangat bersyukur padamu wahai rabb atas sedikit cahaya yang kau berikan. Aku telah tiba di rumah sakit, ku bawa adikku pulang dengan penuh gembira dengan suamiku Syarif, yah Kak syarif yang berbudi baik dan penolong hidupku.
“biar Kakak saja yang membawa Lia, adik kan cape,” ujarnya penuh kelembutan .
Ya Allah batinku meraung saat Kak Syarif bicara lagi padaku. Aku masih malu-malu membalas ucapannya.
“iya Kak, silahkan.” balasku.
Saat aku handak pulang, aku teringat lagi pada wanita yang ku anggap ibu itu, aku ingin kembali lagi bertemu padanya.
“Kak..” ucapku malu-malu tidak jauh setelah ke luar dari ruang rawat adik Lia.
“iya dek” jawabnya membuat hatiku luluh dan semakin terpesona.
“adik mau mampir ke ruang XYZ , apakah boleh?” ucapku agak memelas.
“oh, iya tentu. Ayo kita sama-sama ke sana” balasnya.
Subhanallah, sedikit-sedikit benih cinta ini muncul pada hatiku.
“Ibuu, ternyata Ibu masih di sini” ucapanku agak sedikit mengagetkan tante yang ku anggap sebagai ibuku sambil memeluknya.
“iya nak, Ibu masih di sini. Nak Rina?” ucap tante itu memanggil namaku. Dari mana ia tahu.
“iya Bu, dari mana Ibu tahu namaku?”
“suamimu inilah anak Ibu” ujar tante itu.
“Ibu, apa Ibu tidak berbohong?” sambil meneteskan air mata haru aku tak percaya.
Tante itu kembali memelukku dan membelai jilbabku. Ia pun menangis juga melihatku menangis haru tak percaya akan keajaiban yang terjadi.
“benar dek, Kakak adalah anak dari Ibu yang selama ini Adek kunjungi dan lihat.” Aku semakin meneteskan air mata haru tak percaya semuanya kan terjadi, selama ini aku hanya berangan-angan memiliki ibu seperti tante ini. Dan sekarang itu menjadi kenyataan, aku sangat berterima kasih padamu ya rabb.
Share this novel