11.

Romance Completed 143720

Halo terima kasih sudah menunggu selamat membaca....

Diandra merasakan sakit yang teramat saat melihat sang ayah dipakaikan kain kafan. Sesekali ia menyeka tetesan airmata yang jatuh ke pipinya.

"Yang sabar ya, Dian", suara maskulin menyeruak melewati gendang telinga Diandra. Ia menoleh dan mendapati laki-laki jangkung tengah memandang dirinya. Dia Arya, sepupu dari pihak ibunya. Diandra hanya tersenyum tipis membalas ucapan Arya.

"Kenapa nggak bilang kalau kamu satu gedung dengan Rendra?. Dia teman kuliahku", jelas Arya. Kepala Diandra sukses berputar. "Kamu menyukai Rendra?", tanya Arya curiga. Diandra terhenyak dalam diamnya. Bagaimana Arya tahu, batinnya.

"Sstt...jangan keras-keras nanti ibu dengar", Diandra menyeret Arya menuju kamarnya. Kedua netra Arya menelusuri kamar khas perempuan dan menemukan bingkai foto yang usang tergeletak di meja tulis.

"Ini buktinya", Arya duduk dan memegang foto Rendra.

"Berhenti dengan perasaanmu, orang-orang seperti kita tak akan bisa menyamai mereka", lanjut Arya. Diandra meremas bagian bawah kerudungnya. Ia merasa dunianya runtuh setelah mendengarkan nasehat sang adik sepupu.

"Biarlah waktu berjalan apa adanya", ujar Diandra lalu melenggang keluar kamar. Arya hanya termangu dengan sikap kakaknya.

Jabat tangan dari sanak saudara dan rekan sekerja Tuan Hermawan berhenti saat matahari meluncur ke ufuk barat. Ibu Diandra memaksa putrinya untuk makan. Diandra hanya mengiyakan saja tanpa melaksanakan perintah sang ibu. Selera makannya hilang bersamaan dengan penuturan Arya. Memang mereka berdua bukan pasangan yang bisa disatukan. Mereka berbeda derajat. Diandra sadar bukan dirinya yang berhak untuk Rendra.

"Istirahatlah, biar ibu yang bereskan. Ada Bude Dewi ", Diandra menahan napas melihat kedua netra sang ibu sembab.

"Dian, nanti kalau kamu sudah ketemu jodoh biarkan Pakde Harto yang jadi wali kamu". Bude Sari menggamit kedua tangan Diandra. Si empunya nama hanya tersenyum tipis.

Menikah?untuk mengungkapkan perasaannya sekarang saja Diandra jadi ragu. Rendra yang bagaikan pangeran yang hidup di istana emas sedangkan Diandra yang hidup di rumah jerami.

"Aku hanya mengingatkan untuk seterusnya itu urusan kamu", Diandra menghela napas mendengar ucapan Arya. Kenapa anak itu kukuh menolak Rendra, pikir Diandra.

"Aku tidak ingin kamu bernasib sama seperti Bunda", raut wajah sedih terbit dari wajah Arya.

"Kenapa dengan Bibi Tina?", tanya Diandra penasaran.

"Karena kekuasaan Ayahku menikah untuk yang kedua kalinya", ujar Arya lemah.

Diandra termenung dikamarnya, apakah semua pria kaya punya sifat yang sama, pikir saat bertemu yang lebih baik pasti yang lama ditinggal.

Benarkah seperti itu Rendra??. Oh Ayah kenapa secepat ini meninggalkan Dian, rintih Diandra.

**

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience