BAB 4

Romance Completed 10128

Lana memarkirkan mobilnya tepat ketika Faren juga memarkirkan sepeda
motornya. Lana hanya menatap sekilas kembali sibuk dengan barang
bawaannya. +

" Aku bantu mbak!" Faren memindahkan kerdus dan buku Lana ke dalam
tangannya, melangkah masuk, mendorong pintu dengan tubuhnya dan
meletakkan barang Lana di dalam kamar. +

" Sayang..mana kakakmu?" Mama menatap Faren yang masih sibuk memindahkan
barang kakaknya. +

" Di luar.." +

Mama melangkah keluar dan mendapati Lana tengah menyeret sebuah koper
bewarna coklat, rambut anaknya yang biasanya tergerai indah nampak
berantakan dan terikat pasrah. +

" Lanaa...kamu bawa koper kemana??"mama mendelik heran, dengan cepat
merebut koper di tangan Lana. +

" Mam..ini barang kerjaan Lana, mau Lana kerjakan di rumah.." Lana
menarik kopernya kembali, melangkah masuk meninggalkan mama yang
terbengong. +

" Tumben kamu bawa kerjaan ke rumah?" Mama mengekor langkah Lana ke
dalam kamar,di sana Faren menata buku dan kerdus ke dalam ruang tamu.
Lana meminta Faren membuka dan mengeluarkan isi kerdus. +

" Apa ini??"mama mengangkat satu aksesoris eksentrik di atas meja,
mengamatinya dengan seksama, mulutnya terbuka kemudian menutup berulang
kali.+

" Buat apa kamu bawa barang beginian sayang?" +

" Proyek mam..ada pesanan khusus."Lana membuka blazernya, menyalakan ac
dan duduk di samping Faren, tangannya sibuk mengeluarkan barang di dalam
kerdus. +

" Lanaa bentar lagi kan kamu mau menikah..masa masih ngerjakan
beginian??" Lana menatap mama sekilas enggan menjawab. +

" Assalamualaikum.."+

" Wa'alaikumussalam.." mereka bertiga kompak menjawab, namun reaksi mama
sungguh mengejutkan melihat Suri dan Rei datang, terlebih melihat kedua
pemuda itu menyeret koper yang sama dengan Lana.+

" Ehh..emm..kalian.." mama bersikap canggung ketika melihat Suri
tersenyum ke arahnya.+

" Apa kabar mami?"Rei mendekat dan mengecup pipi mama dengan mesra, ada
binar senang terpancar dari bola matanya, mama pernah mengagumi
ketampanan Rei tanpa tahu latar belakangnya.+

" Baik..kamu sehat?"tangan mama mengelus lengan Rei dengan sayang. Rei
mengangguk. +

" Saya juga sehat Mam..!"tiba- tiba Suri nyeletuk cepat, mama yang
tersenyum lebar langsung mengerut takut. +

" Oh iya Lan..nanti gaunmu mama taruh dimana?"+

Lana mengangkat wajahnya menatap mama. Faren, Suri dan Rei juga menatap
mama dengan ekspresi terkejut, kontan dengan tatapan mata mereka cukup
membuat mama kelabakan, wajahnya jadi terlihat syok. +

" Kenapa..jadi liatin mama begitu..mama salah bicara yah?" +

" Gaun apa?" Lana berdiri, wajahnya kaku, matanya menyorot dingin. +

" Itu..gaun pengantin.." +

" Siapa yang pesan??"Lana menatap mama, Faren dan kedua sahabatnya,
semua menggeleng kecuali mama. +

" Bukannya itu kamu yang pilih?" Mama menegakkan tubuhnya dengan reaksi
aneh, kini ia paham kenapa Lana terlihat kesal. +

" Lana nggak ada pesan gaun apapun mam?!" Lana mulai terlihat marah. +

" Boleh kita lihat gaunnya mam?" Rei tiba-tiba memberikan isyarat
sesuatu pada Suri. Mama mengangguk pasrah, mereka bertiga keluar dari
kamar dan menuju ruang keluarga,di sana ada sebuah manekin dengan
balutan gaun putih panjang yang indah, namun bukan itu yang membuat Suri
dan Rei melotot, tapi sebuah khimar panjang juga membalut kepala manekin.

" Ini..atas nama Lana dan ini juga dari butiknya kan?" Mama menyodorkan
secarik kertas dengan label nama butik Lana.+

Rei membacanya kemudian menatap Suri. " Siapa yang pesan ini?"katanya
setengah berbisik. Suri mengangkat bahunya bingung." Aku telpon toko
dulu!" Suri meninggalkan Rei dan mama, menuju teras rumah dan menelpon
seseorang. +

" Rei ada apa..apa mama salah bicara?" Mama mendekat ke arah Rei dengan
khawatir. Rei menatap mama dengan pandangan kasihan. Tak berapa lama
Suri masuk, wajahnya pias. +

" Bagaimana??" Rei bertanya cepat. Suri terdiam sesaat memandang mama
dan Rei bergantian. +

" Mami benar, ini gaun dari butik dan punya Lana..tapi.." Suri
menunduk,memainkan ponselnya dengan gugup. +

" Tapi apa Suri..jangan buat mami tambah takut!!" Suri mengangkat
wajahnya. +

" Gaun itu di kirim atas permintaan Rehan, dan..itu adalah gaun
pernikahan Lana.." Suri menjawab takut. Rei melotot ke arah Suri dan
gaun yang terpajang dengan reaksi takjub. Gaun itu terlihat sederhana
namun elegan. +

" Wahh syukurlah kalau ini dari Rehan.." mama mengelus dadanya dengan
perasaan lega, kemudian melangkah riang ke dalam kamar, terdengar
suaranya yang manis menelpon seseorang. +

" Kita harus bagaimana Rei.. Lana pasti akan sangat marah." Suri
mengamit lengan Rei takut. Rei tak menjawab, masih menatap gaun di
depannya, pikirannya berkecamuk. +

" Kita tidak bisa melakukan apa-apa..kurasa gaun ini pantas untuk Lana."
Rei menoleh pada Suri dan tersenyum manis. +

" Tapi Rei.." Suri melihat gaun itu ia sangat kagum dengan desainnya.+

" Bagaiman kalau Lana tahu gaun ini dari Rehan??" Suri menarik ujung
gaun, kainnya terbuat dari satin halus dan sangat rapi.+

" Mau bagaimana lagi, kita harus memberitahu.."+

"Beritahu apa?" Suri dan Rei menoleh kaget, di belakang mereka Lana
berdiri, sepasang mata dinginnya menatap bingung, kemudian berjalan
mendekat ke arah Rei, mengamati gaun di depannya dengan alis berkerut. +

" Apa gaun ini yang di maksud mama?"tunjuknya heran. Rei dan Suri
mengangguk pelan. Lana mendekat di sentuhnya ujung gaun merasakan
kelembutan yang khas. +

" Mena yang membuatnya?" Lana menatap Suri, yang di tatap mengangguk.
Lana tersenyum ia selalu menyukai gaun rancangan buatan Mena, seorang
gadis yang sangat berbakat dan sangat ia banggakan. +

" Lalu..gaun ini kenapa di kirim kesini, untuk siapa??" Lana melihat Rei
sekilas kemudian kembali asyik mengusap gaun, wajahnya berbinar.+

" Itu..-" +

"Ah sayang..bagaimana apa kamu suka gaunnya??"tiba-tiba mama datang dari
arah belakang, mengulurkan tangannya memeluk Lana dengan antusias. Lana
mengerutkan alisnya memandang mama. +

" Maksud mama apa, ini gaun siapa?" Mama menaikkan alisnya mendengar
pertanyaan Lana, menoleh cepat ke arah Rei dan Suri, kedua pemuda itu
tersenyum kecut. +

" Kalian belum bilang..kalau gaun ini punya Lana?"mama menunjuk anak
gadisnya dengan ekpresi syok. +

" Apa??gaun untuk Lana??" Lana melotot ngeri begitu mendengar ucapan
mama, serta merta di lepasnya gaun dari tangannya, mundur sesaat. +

" Dari Rehan??"tanyanya kalut. Rei, Suri dan mama mengangguk serempak.
Lana menggeleng, ia merasa sesak amarahnya memuncak. +

" Rei kembalikan gaun itu aku tidak akan memakainya, dan jangan tanya
apapun lagi!!" Rei menutup mulutnya begitu mendengar perintah Lana. Suri
berjalan mendekat ke arah Lana, mengusap bahunya menenangkan.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience