Completed
2826
Mie masuk sebaik sahaja Rania masuk ke tandas.
" Rania mana ? " Sebaik sahaja duduk di sebelah Kamilia. Mi goreng diletakkan ke dalam pinggan.
" Bilik air. " Kata Kamilia sebelum bangkit untuk mencuci pinggan.
" Baru nak basuh ? " Soal Mie kasar.
" Tadi ada Leep tak beranilah nak basuh. " Jawab Kamilia lurus.
" Dia nak apa ? " Soal Mie sambil makan.
" Dia cari Rania. " Jawab Kamilia sambil membasuh pinggan. Sayur dikeluarkan sebelum diletakkan di tepi singki. Manakala periuk dan segala peralatan memasak yang digunakan Rania direndam.
" Lamanya Rania dalam tandas. " Kata Mie yang baru sudah makan.
Pintu tandas diketuk Mie.
" Rania keluarlah. " Kata Mie tegas.
Rania keluar dengan linangan air mata.
" Leep nak apa ? " Soal Mie kasar.
" Tak ada apa. " Kata Rania sambil mengesat air matanya.
" Otak kau tak ada apa. Kau jangan nak menipu. Aku dahlah penat ini. Lapar pula itu. " Hamun Mie.
" Betul tak ada a... " Kata Rania sebelum Mie menamparnya.
Rania berlari naik ke tilamnya sambil menangis.
" Hei perempuan. Baik kau beritahu aku. Leep nak apa ? " Marah Leep sambil menunjuk ke arah Kamilia.
" Saya tak tahu. Yang saya dengar dia marah - marah. " Kata Kamilia takut.
" Kau ini peninglah. Baik kau cakap betul - betul. Aku tampar kau nak ? " Marah Mie.
" Betul saya tak tahu. " Kata Kamilia.
Mie menampar Kamilia sebelum memukulnya.
" Kau nak beritahu tak ? " Marah Mie sambil memukul badan Kamilia.
" Saya tak tahu. " Kata Kamilia dalam tangisnya.
Tiba - tiba Leep masuk.
" Hoi , Mie kau buat apa hah ? " Sergah Leep sebelum menolak tubuh Mie ke tepi.
" Kau buat apa dekat sini hah ? " Tengking Mie.
" Suka hati akulah. Bilik aku. Aku punya sukalah. " Kata Leep ego.
" Oh kau punya bilik. Kau punya suka. Patutlah senang - senang kau bunuh Suraya. Kau tahu tak aku suka dia ? Tapi kau dah bunuh dia. Aku baru nak beli dia dari kau. Tapi kau. " Tengking Mie sebelum menumbuk Leep.
" Aku tak tahu pun Mie. Serius aku tak tahu. Aku minta maaf. " Kata Leep membiarkan Mie menumbuknya.
" Maaf kau takkan mampu kembalikan dia. " Kata Mie kecewa sebelum keluar dari bilik Leep.
Leep terduduk menangis menyesali perbuatannya. Selang beberapa minit , Leep menyuruh Rania turun merawat Kamilia sebelum berlalu keluar.
Selesai merawat luka dan lebam di badan Kamilia , Rania memintanya berehat sebelum mula memasak. Sebaik selesai memasak , kek batik di keluarkan dari tong polisterin sebelum dipotong.
Rania menyuakan kek batik ke mulutnya sambil termenung. Kamilia bangun menyapa Rania.
" Oh , awak dah bangun ? Awak okey ? Sakit lagi tak ? Mari makan sekali. " Kata Rania kelam - kabut.
Pisau memotong kek diambil Kamilia sebelum mengacukannya kepada Rania.
" Sakit tak ? Makan ? Kenapalah bodoh sangat kau ini ? Aku dah lama bersabar dengan kau. " Kata Kamilia penuh perasaan.
" Kamilia. Kamilia apa kau nak buat ini ? Apa salah aku ? " Soal Rania takut - takut sambil berundur ke belakang.
Kamilia terus mendekati Rania sehingga tiada ruang untuk Rania melarikan diri lagi. Rania kelam - kabut melihat Kamilia terus menerus mengacukan pisau.
" Takut ? " Kata Kamilia sebelum ketawa sinis.
Air mata Rania mulai merembes membasahi pipi.
" Alololo. Kenapa menangis ini ? " Kata Kamilia sambil mengesat air mata Rania.
" Saya main - main sahaja. " Kata Kamilia sebelum ketawa gembira.
Rania menghembus nafas lega sebelum tersenyum.
" Macam itulah. " Kata Kamilia sambil senyum.
Dia berpaling ingin meletakkan pisau sebelum tiba - tiba berpaling menikam perut Rania. Pisau ditarik semula.
" Tapi kenapa Kamilia ? " Soal Rania menahan sakit.
Darah merah keluar membuak - buak dari luka di perut Rania. Rania terduduk.
" Aku tak sanggup lagi tengok lebih ramai terseksa sebab kau. " Kata Kamilia sebelum tersenyum.
" Tapi aku juga tak sanggup hidup di sini. " Tambah Kamilia sebelum menikam perutnya berkali - kali.
Kamilia rebah dengan pisau masih tertusuk di perutnya.
" Kamilia. Bertahan Kamilia. " Kata Rania sebelum merangkak ke arah pintu bilik.
" Leep. " Jerit Rania sambil mengetuk - ngetuk pintu.
Diam. Tanpa sahutan. Selang beberapa detik , Rania semakin lemah. Leep diam terus menerus menghisap rokok di luar bilik. Rania terbaring dibanjiri darah merah yang mengalir ke luar bilik.
Sedang seronok Leep menyedut asap rokok , secara tidak sengaja dia terpandang depan pintu bilik. Darah. Leep terbatuk - batuk tersedak asap rokok sambil berlari membuka pintu.
" Rania. " Panggil Leep sebelum memangku kepala Rania. Air mata jantannya gugur mengalir di pipi.
" Leep , to tolong Kami Lia Leep. " Rayu Rania dengan suara tersekat - sekat.
Leep memandang jasad Kamilia yang terbaring kaku tidak bernyawa.
" Tak Rania. Cukup - cukuplah awak tolong orang. Saya tak pilih awak untuk jadi hamba mereka. Sa saya pilih awak , culik awak un untuk saya. Saya sayang awak Rania. Sa saya nak a wak jadi per maisuri sa ya. " Kata Leep dalam sendunya.
" Tak a wak. To to long di a. " Kata Rania dengan nafas tercungap - cungap.
" Tak awak tak. Awak jangan cakap apa - apa lagi. Saya saya bawa awak ke hospital. Sekarang. " Kata Leep sebelum berusaha mencempung badan kecil Rania.
" Tak. A wak tak. " Bisik Rania sambil menolak dada Leep lemah.
" Tak awak saya sayang awak sangat. Saya tak nak hilang awak. Tolonglah bertahan. " Pujuk Leep sebelum mengucup lembut dahi Rania.
" Taakkk. " Bisik Rania lemah sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.
Rania terkulai layu di riba Leep.
" Tak , Rania tak. " Raung Leep semahu - mahunya.
Leep memeluk jasad Rania sambil menangis semahu - mahunya. Selang beberapa minit , Leep meletakkan jasad Rania di lantai. Perlahan - lahan tangannya meraba kocek seluarnya. Sebuah kotak kecil yang menjadi pertengkaran mereka sebentar tadi di keluarkan sebelum dibuka.
Sebentuk kecil cincin ditarik keluar. Darah merah mengotori kilauan cincin.
" Awak. Sebenarnya tadi saya nak lamar awak. Ta tapi. A awak buat saya marah. Saya sakit sangat bila awak bela kawan awak lebih - lebih. Awak tak sedar dia khianati awak. " Luah Leep kecewa. Dia kembali memeluk tubuh kecil Rania.
" Tapi sekarang awak awak dah pergi. Awak tinggalkan saya. Tak sempat saya nak cakap betapa sayangnya saya pada awak. Sa sampai hati awakkan ? " Tambah Leep sambil mengusap lembut rambut Rania.
" Tak apalah awak. Saya tetap anggap awak jadi milik saya. " Kata Leep sebelum menyarungkan cincin di jari manis Rania.
Leep mengendong jasad Rania keluar dari bilik mereka. Keluar dari tempat persembunyian mereka menuju ke balai polis. Leep menyerah diri mengakui segala kesalahannya.
Share this novel
wow best sangat kisah antara leep dengan rania