Semua berwajah tegang menunggu operasi istri ku, ada sambil berzikir, ada yang sambil selalu berdoa agar istri ku selamat, saat ku datang mendekati kamar operasi, tidak ada satu yang berbicara pada ku, tapi semua mata memandang ku. Ada perasaan bersalah yang timbul di benak, mungkin kah aku ikut andil dalam peristiwa ini. Seandainya aku tidak meninggalkan istri dan anak anak ku tentu aku dapat menemani isteri ku, kemana pun dia pergi ??. Tapi aku malah membiarkan nya hidup sendiri bersama anak anakku, ya Allah ampuni aku?? ampuni aku??????. Aku mohon berikan aku kesempatan sekali lagi untuk menjadi suami yang terbaik untuk istri ku ,dan ayah yang terbaik untuk anak anakku??????
Rasanya waktu berlalu terlalu lama, jam rasa nya berputar sangat lamban, ya Allah kenapa hati ku gelisah sekali , sangat gelisah, ya Allah hanya mohon selamat kan istri ku, aku gak akan kuat hidup tanpanya, gimana aku harus membesar kan anak anak tanpa dirinya??, Anak anak ku masih kecil kecil, si bungsu malah masih asi. Ya Allah ampuni ,ampuni aku, kuatkan aku ya Allah menghadapi ini semua nya??. Dulu saja saat istri ku kerja hanya 2 minggu ninggalin anak, anak ku sudah sakit sakitan, ini gimana klu lama.
Emang anak anak ku tidak pernah jauh dari ibu nya, mereka sangat dekat, kayak lem Ama perangko, mungkin karena memang ikatan batin ibu dan anak. Istri ku memang sangat jarang marah sama anak anak ku, kalau marahpun tapi seperti tidak marah, makanya kadang anak anak gak pernah takut pada ibu nya yang marah. Ya Allah semoga istri ku selamat ??????.
Yang menunggu di depan ruang operasi, ada saudara istri, saudara ku dan sepupu istri dan sepupu ku, bahkan ada teman istriku juga, mereka pada membesuk setelah mendengar berita tentang kecelakaan istri ku. Sudah 5 jam istri ku di kamar operasi ,kenapa belum kelar juga operasi nya ?....
Aku gak bisa duduk, aku terus mondar mandir menahan kegelisahan ini. Tiba tiba saudara laki laki yang bernama Bang Arman menepuk bahu ku, lalu mengatakan " sabar Rinto, duduk lah dengan tenang, semoga tidak terjadi apa apa kepada istri mu. Kamu harus kuat Rinto, karena kamu lah satu satu nya yang menjadi penguat anak istri mu, kamu jangan lemah, jadi laki laki harus tangguh , harus kuat, ini sekarang Allah sedang menguji mu. Ya terima kasih bang Arman kerena telah menguatkan ku, begitu ujarku.
Lalu Bang Arman pun berkata lagi" apa kamu sudah mengurus BPJS istri mu ?
Belum mas sahutku....ya udah kamu urus dulu sekarang, jika istri mu sudah selesai operasi nya, Abang akan mengabari kamu kata bang Arman. "Iya Bang" jawab ku ,aku pun bergegas untuk pergi menanyakan surat surat apa saja yang harus di persiapkan agar biaya RS bisa di cover BPJS di bagian administrasi. Petugas dengan sigak menjelaskan semuanya...
Untung nya aku sudah membawa semua kepentingan yang berhubungan dengan BPJS, jadi sekarang aku tinggal memfotokopi saja. Ya Allah aku masih bersyukur, berobat istri ku bisa tercover oleh BPJS, jika pakai uang pribadi kemana aku harus mendapatkan uang sebanyak itu. Setelah urusan beres di administrasi ,aku pun kembali di depan ruang operasi istri ku. "Sudah beres Rin", tutur bang Arman sudah bang ... syukur lah kata bang Arman, Iya jawab ku singkat.
Akhirnya dokter dan perawat keluar dari ruang operasi, aku tidak sabar aku mendengar penjelasan dari dokter, akhirnya aku langsung bertanya pada pak Dokter nya..."Dok .... gimana Dok keadaan istri saya ?... Baik baik aja kan Dok , berhasil kan Dok operasi nya, istri ku akan sehat sehat saja kan Dok ..."tuturku ...rasa nya aku sudah tidak sabar menunggu penjelasan dari sang dokter.... Akhirnya Dokter pun berkata , "Alhamdulillah atas berkat doa keluarga nya, istri anda selamat dan operasi berjalan dengan lancar" dokter nya menjelaskan dengan sangat tenang sambil tersenyum manis membuat hati ku sedikit lega, "tapi kita lihat lagi perkembangan nya" kata sang dokter, "karena banyak yang patah, terutama tulang bagian belakang, nanti klu sudah siuman kita lihat lagi perkembangan nya ya Pak ?" kata sang dokter, sekarang pasien masih dala kom kondisi di bius jadi belum sadarkan diri.... "Terimakasih pak telah menyelematkan istri ku" kata ku, "iya pak , itu sudah menjadi kewajiban kami .." kata sang Dokter sambil tersenyum manis.
Bang Arman menghampiri ku, " Rinto tadi saat Rina ingin di operasi , banyak memerlukan kantong darah B, tapi syukurlah teman teman Abang dan keluarga ada yang mendonorkan, dan persiapan rumah sakit ada. Jadi Abang tidak begitu kerepotan mendapatkan nya".
" Memang nya berapa kantong yang di perlukan" ucapku, " 6 kantong Rinto" ujar mas Arman.
" Apa sudah Abang bayar " ucapku ,
" Teman dan keluarga yang mendonor tidak mau di kasih imbalan, kalau dari RS di bayar, tapi itu pun tidak seberapa, dan sudah Abang lunasi semua nya".
"Oh ... Terim kasih bang Arman...." setelah dari Ruang operasi istri ku di bawa ke ruang ICU. Istri ku belum juga sadar kan diri. Kami hanya di perbolehkan menjenguk , sekali masuk 2 orang saja. Tentu aku orang yang pertama masuk ,gak sabar aku ingin melihat wajah istri ku??.
Begitu banyak alat yang masih terpasang di seluruh anggota tubuh nya, membuat hati ku kembali di landa sedih yang mendalam. Aku yang melihat nya saja merasa kesakitan, apalagi istri ku yang merasakan nya ??. Setelah melihat kondisi istri ku aku pun keluar, dan sekarang giliran keluarga yang lain yang menjenguk nya. Setelah itu mereka satu persatu pamit pulang, sambil menyemangati ku, dan berkata kalau butuh kami jangan segan tuk minta bantuan....
Lalu saudara istri ku menghampiri ku,
"anak anak jangan Rinto pikir kan, mereka ada kami sekeluarga yang menjaga nya, anak anakmu , anak anak yang pintar, kami tidak akan keberatan merawat dan menjaga mereka. Maaf ibu gak bisa ke sini, karena harus menjaga anak anak kalian " kata saudara istri ku yang bernama kak Nila, "iya tidak apa kak Nila , aku titip anak anak ya, maaf merepotkan keluarga" kata ku.
"Gak apa apa Rinto ,gini lah guna nya kita dek beradek saling membantu di kala duka...ucap kakak ipar ku. Sekarang aku mau permisi pulang dulu, kalau ada perkembangan tolong di kabari ya Rin ... "Ucap kakak ku.... Akhirnya semua nya pulang kecuali aku dan adik kandung ku yang bernama Rizal.
Kamu gak ikut pulang Zal , tidak bang Rinto, aku menemani Abang sampai kak Rina sadar, tapi ini sudah malam, nanti keluarga mu mencari mu kataku, tidak apa Bang , istri ku sudah di kasih tau tadi, dan dia mengizinkan....
Ya sudah lah kalau begitu. Kalau boleh saya tau gimana ceritanya sampai kak Rina kecelakaan zal ?...
Aku juga gak tau pasti cerita nya seperti apa, karena yang mengantarnya adalah saksi mata saja, kemudian pulang, apakah istri ku di antar pakai motor ?
Gak lah bang ... tapi di antar pakai ambulance, menurut cerita yang bawa ambulans, yang menabraknya juga parah. Tapi maaf kak saya kurang tau kronologi nya seperti apa , aku takut salah memberi penjelasan ( jelas adikku).
PO Rizal....
Tentu saja aku gak tega membiarkan Bang Rinto menunggu istri nya sendirian, karena aku perhatikan dari gelagat nya kak Rinto sangat terpukul dengan peristiwa ini, aku harus bisa menguat kannya dan memberi perhatian untuk nya, kapan lagi aku menunjuk rasa simpatik ku pada nya, bukan kah selama ini dia adalah saudara yang baik . Mungkin jika aku di posisi pasti lah sangat panik juga. Ya Allah tolong sadarkan kakak ipar ku dengan segera, aku gak tega melihat kegelisahan Abang Rinto??.
PO Rinto
Aku bersyukur karena adikku Rizal mau menemani ku, setidak nya aku tidak kesepian dalam kegelisahan ini??. Ya Allah terima kasih engkau telah memberiku saudara yang mau menemani ku di kala gelisah seperti ini??. Kami hanya diam, masing-masing tenggelam dalam pikiran. Adik ku Rizal ini anak ke 6 dari 7 bersaudara, anak nya ada 3, dia kerja serabutan. Tapi aku bersyukur walaupun kerja serabutan ekonomi nya cukup mapan. Karena beliau punya banyak kepandaian, jadi mandor bangunan ok, memperbaiki alat alat elektronik ok, istri nya sendiri tukang kredit. Katanya sekarang merintis mau buka toko.
Setelah satu jam istri ku di rawat di ruang ICU, lalu aku pun meminta izin kepada perawat di ruang ICU, agar aku di izinkan menunggu istri ku sampai sadar. Dan aku sangat lah bersyukur , ternyata aku di izinkan untuk menunggu nya di ruang tersebut. Aku kembali bertanya lagi pada suster, apakah boleh menunggu berdua, perawat memperbolehkan menunggu berdua. Akhirnya aku mengajak adikku Rizal untuk masuk ke dalam ruangan ICU. Kurang lebih 30 menit aku berada di ICU , akhirnya istri ku tersadar juga. Orang pertama yang di sebut nya adalah aku, bang Rinto....bang Rinto...ucap istri ku (matanya pelan pelan terbuka, senyum di paksa kan ku lihat dari bibir nya). Iya sayang Abang ada di sini( ku pegang telapak tangan nya, ku genggam dengan erat, ku cium pipinya, sambil ku bisikkan ke telinga nya, yang kuat demi anak anak dan Abang ya sayang. Abang sangat mengharapkan kesembuhan mu sayang ( pinta ku lembut, dan istri ku tersenyum di paksa kan, mata nya pelan tertutup kembali, mungkin efek obat bius masih di rasakan oleh istri ku).
Ya Allah kuat kan lah istri ku, selamatkan lah istri ku, sehat kanlah istri ku, panjangkan lah umurnya, anak anak ku masih sangat membutuhkan nya, aku juga sangat membutuhkan nya Ya Allah ??????, tidak henti hentinya aku bermunajat kepada Allah dalam kegelisahan ini, baru kali ini aku merasa sangat mengharapkan keajaiban dari Allah, aku ingin sekali kekuatan Allah bisa menyembuhkan istri ku.
Selalu ku pandangi wajah istri ku, istri ku yang tetap cantik tanpa make-up, tetap cantik walaupun wajah nya pucat, hidung nya yang mancung kecil, bibir nya yang tipis, alis mata nya yang tebal. Tetapi kenapa aku begitu tega kepada nya, membiarkan nya hidup sendiri dengan anak anak tanpa ku kasih nafkah ???...
Ya Allah kejam sekali aku ini??. Suami macam apa aku ini??. Demi membangun rumah impian, aku malah tidak menafkahi anak anak dan istri ku, aku selalu mengatakan jadi istri harus mandiri, dan ternyata istri ku benar benar bisa mandiri, tidak pernah terucap dari bibir nya untuk meminta uang pada ku. Awalnya aku hanya memberi modal untuk istri ku jualan pakaian, sebanyak 3 juta, setelah itu aku hanya memberi nya uang sesuka ku. Ku lihat hasil jualan nya lumayan, oleh sebab itu istri ku gak pernah minta uang lagi pada ku. Gaji ku hanya lah UMR, kalau aku boros boros mana mungkin bisa aku nabung, itu yang selalu terpatri di pikiran ku, kalau sudah seperti ini, rasanya uang pun sudah tidak berarti, aku hanya ingin istri ku sembuh, walaupun aku harus kehilangan semua uang ku. Bagaimana mungkin bisa berseri sebuah rumah tanpa kehadiran seorang istri dan seorang ibu untuk anak anak ku ??. Terimakasih sayang kau telah menjadi istri yang terbaik untuk ku, dan ibu yang hebat untuk anak anak ku. Aku berjanji sayang, mulai sekarang sampai ajal menjemput ku, aku tidak akan pernah meninggalkan mu lagi, aku berjanji akan menjadi suami terbaik di dunia ini, aku ingin menebus kesalahan di masa lalu ku pada mu. Cepat lah sadar sayang, aku ingin melihat senyum mu, aku kangen sayang, kangen sekali...ntah kenapa setelah peristiwa ini rindu ku pada istri ku menggebu gebu, ingin sekali aku memeluk nya dengan erat, erat sekali. Rasa takutku akan kehilangan nya sangat lah terasa menyayat hati ku. Rasa perih sekali... apalagi aku teringat dengan anak anak ku, Ya Allah ....rasa nya sesak sekali dada ini??.
Share this novel