2. Arvin

Romance Series 22809

"Ace.."

"Aku harus pulang, ada yang tidak beres dengan sambungan telponnya. Ayahku tak akan kenapa-napa, ayahku pasti baik-baik saja." Aceline terus bergumam menenangkan dirinya sendiri, Rafa tanpa ada yang memerintah langsung meraih tas Aceline yang berada di nakas kamar Leonna.

"Ayo biar kuantar, Cel." Tanpa persetujuan dari wanita itu, Rafa menariknya keluar kamar Leonna. Ketika mereka berjalan menuruni tangga, sayup-sayup terdengar suara TV.

"... Telah terjadi longsor di tambang batu bara yang terletak di Kalimantan Tengah. Menurut informasi ada 3 pekerja yang tertimbun namun jasad mereka belum bisa di levakuasi kar.."

Tubuh Aceline bergetar, dia sangat takut. Takut, kalau salah satu korban tersebut adalah ayahnya.

Tidak ayahnya akan baik-baik saja, ayahnya sudah berjanji akan pulang bukan? ayahnya tak akan mengingkari janji.

*****

Aceline terus menangis di depan peti sang Ayah, ya ayahnya hari ini menepati janjinya untuk pulang, tapi yang sangat disayangkan ayahnya pulang hanya dengan nama dan jasadnya saja. Ayahnya meninggal karena tertimbun tanah longsor di tambang tempatnya berkerja. Ternyata telpon darinya kemarin itu adalah ucapan selamat tinggal dari sang Ayah.

Steve terus mencoba untuk menenangkan Ibu dan Adiknya, yang semakin histeris saat peti sang Ayah hendak di masukan keliang kubur.

"AYAH JANGAN TINGGALKAN ACELINE!!!" teriak Aceline,  dia berusaha menggapai peti itu agar tak di kubur, namun dengan cepat Steve menarik Aceline kedalam pelukan hangat dan menenangkan miliknya, Aceline terus menangis dalam pelukan kakaknya.

"Ayah berjanji akan menjagaku Kak, kenapa Ayah pergi dan tidak menepati janjinya?" tanya Aceline dengan suara serak di sertai isakan, Steve tak menjawab. pria itu memeluk Adiknya dengan erat, dia juga sama terpukulnya. Steve mengambil penerbangan kemarin pagi, dia berniat memberikan kejutan untuk keluarganya, tapi bukan dia yang memberikan kejutan, justeru dia yang terkejut saat sampai di rumah Ayah tercintanya sudah tinggal jasat tanpa nyawa.

*****

Aceline dan seluruh keluarganya sudah berusaha sekuat mungkin menghadapi kenyataan ini, dia sudah jarang menangisi kepergian Ayahnya begitu pun sang Ibu. Ibunya lebih terlihat manusiawi setelah satu minggu ditinggal sang suami.

"Ibu masak apa? Kenapa Ibu memasak banyak sekali?" Tanya Aceline bingung, Ibunya memasak beberapa macam lauk pauk.

"Akan ada tamu yang datang sayang, ganti bajumu sana!" perintah ibunya langsung ia kerjakan, walau diawal dia memberikan dengusan kesal, ini hari minggu bukan? saatnya bermalas malasan? Tapi kenapa malah ada tamu yang datang.

*****

ARVIN CONNOR PETERSON itulah nama yang tertera di atas meja. Arvin adalah seorang CEO muda dengan bakat, dan semangat kerja yang tinggi. Arvin memiliki postur tubuh tinggi, dengan dada bidang yang sangat menggiurkan itu. Dia termasuk pengusaha muda yang banyak diincar oleh wanita wanita sosialita. dengan kekayaan yang bergelimang, maupun wanita bisa seperti para pelayan toko yang biasa ia datangi.

Pria itu seorang Diktator handal, yang hanya sekejap mata. Dapat mengalahkan lawan-lawan dengan aura penuh intimidasinya. Dibalik hawa dingin yang selalu ia tunjukan, Arvin adalah seorang pria penyayang dan setia pada pasangannya sekarang.

Ya, pria tampan itu sudah memiliki seorang kekasih, kekasihnya adalah seorang wanita keturunan Inggris yang sekarang sedang menyelesaikan kuliahnya di sana. Dia sangat mencintai wanita itu, wanita yang selama 4 tahun setia menemani hari-harinya. Dengan semangat penuh wanita itu selalu membuatnya dapat tersenyum.

Dia akan terus menunggu hingga wanita itu siapuntuk menjadi pendamping hidupnya kelak.

"Arvin, kesini sebentar." Arvin yang hendak masuk kekamarnya segera mengurungkan niat, dia berbalik lalu menghampiri ayahnya yang sedang duduk santai di sofa ruang TV.

"Duduk dulu Arvin, Ayah ingin membicarakan hal penting."

Setelah Arvin duduk sang Ayah memulai percakapannya. "Bagaimana pekerjaanmu?" Arvin mengerutkan keningnya, apa ayahnya itu hanya akan membicarakan tentang pekerjaan. Atau punya maksud lain?

"Semua berjalan dengan baik, hanya itu yang ingin Ayah tanyakan?" Arvin menyipitkan matanya menatap sang Ayah yang sedang tersenyum penuh arti menatapnya.

Oh god ini sebuah kesalahan, Ayah pasti akan mengatakan sesuatu yang tidakku suka.

"Begini, berhubung umurmu sudah mengijak usia matang untuk menikah. Ayah, ingin kau secepatnya menikah dengan wanita yang Ayah dan Mamamu pilih."

Damn it!

Seperti tersambar petir kepala Arvin mulai berdengung, apa maksud dari Ayahnya yang akan memilihkannya pendamping hidupnya?

"Maksud Ayah?" Tanya Arvin masih tidak mengerti apa yang Ayahnya maksud. Suara ibunya membuat Arvin semakin kesal. "Maksud ayahmu, kami sudah mendapatkan calon istri untukmu." Arvin mengepal erat tangannya hingga buku-buku jarinya memutih.

"Apa maksud dari semua ini l, Ayah? Aku tidak pernah meminta kalian untuk mencarikanku istri, aku punya calonku sendiri." Geramnya, kalau dia menikah bagaimana dengan Aryne kekasihnya?

Apa kisah cintanya akan berakhir, karena perjodohan ini?

"Bagaimana, jika wanita itu tidak mau?"

"Kalau dia tidak mau, kita bisa membatalkannya." jawab ayahnya dengan tenang, Arvin menghela nafas berat. Cara satu-satunya adalah membuat wanita itu menolak perjodohan ini. Kalau sampai wanita itu tak menolak rencana ini, bisa di pastikan hidupnya akan dipenuhi penyesalan dan airmata. Arvin yakin itu, kalau wanita itu menerimanya. Berarti sama saja, dia merusak hubungan yang sudah di binanya dengan Ryn selama ini.

TBC. 
Minta komen bintangnnya boleh?

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience