Rate

BAB 1

Horror & Thriller Completed 423

Malam ini adalah malam Sabtu. Pelan petruk dan kerang untuk menonton orkestra dangdut di kampung sebelah. "Hey truk, lu malam ini ada acara tidak?" Kata baru pada petruk. "Sama ada ya gong, lagi jones (jomblo ngenes)" jawab petruk. "Sekiranya kita hanya kampung yang akan datang, malam ini ada orchid orchid dangdut" kata Bagong mengajak petruk.

“Tapi ini kan sudah jam 9 malam gong, kalau kita kesana jalan kaki silap haribuln jam 11 malam baru sampai, tu belum part lalu hutan tebal tu,’’ kata petruk yang sedikit bimbang.
“Kemon la truk, malam masih muda, lagipun apa salahnya jalan kaki boleh sekali bersenam,’’ ujar baging berseloroh.

“Eh kau ni ada-ada saja, macam-macam alasan kau. kalau nak bersenam pagi-pagi gong, bukan malam, kalau malam-malam namanya berpeleseran kata petruk sedikit bengang.
“Eh sudah yuk, kita berangkat, nanti kemalaman dijalan malah kagak puas happy-happy” kata bagong sambil menarik tangan petruk yang agak malas.

Usianya 51 tahun tetapi mempunyai kulit seakan bayi! Sebelum tidur, saya sapu...
Usianya 51 tahun tetapi mempunyai kulit seakan bayi! Sebelum tidur, saya sapu...

Di tengah perjalanan menuju desa sebelah harus melewati sungai dan hutan. Kebetulan malam ini cuaca sedang cerah, dan terang rembulan. Sambil berjalan, petruk dan bagong mengobrol diselingi bercanda ria, untuk memecahkan keheningan malam. Tiba-tiba disaat sedang saling hening tanpa bicara, si petruk tidak sengaja melihat sesuatu dipinggir jalan yang tertutup oleh semak-semak.

“Apaan itu gong? Di pinggir jalan depan kita?” kata petruk pada bagong.
“Mana truk?” jawab bagong sambil matanya dipelototin kedepan.
“Itu, yang tertutup semak-semak” kata petruk sambil jarinya menunjuk.
“Oh iya, tapi kok mirip seperti bayi manusia ya truk” kata bagong tanpa mengedipkan mata.
“Iya, dan sepertinya masih merah alias baru dilahirkan” kata petruk yang sedikit melangkah sambil mengamati.

(Dan setelah mereka mendekat).

“Ah benar truk, ini janin yang baru saja dilahirkan, lihat tubuhnya masih merah terbungkus darah” kata bagong sambil terkejut.
“Tega *nian, siapa ya orang tua yang tega membuang bayi tak berdosa ini” kata petruk.
“Entahlah truk, sebaiknya kita apakan mayat janin ini truk” kata bagong.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience