BAB 4

Drama Completed 339

“Tapi ini juga untuk kebaikan ki…” Jawab Salih.
“Kebaikan kita apa? Menjadi pengamen? Ini memang profesi yang mudah untuk membantu perekonomian kita! Apa kau mau seterusnya menjadi pengamen? Tabiatmu dulu ke mana!? Haaaa!?” Sambarku kepada Salih.
Saat itu aku mulai meyakinkan temanku bahwa itu adalah bukan mimpi yang kita harapkan. Cita-citaku sekarang menciut berada di tingkat pertama teori hierarki maslow. Dimana dasarnya adalah materi dan materi.

Kepalaku pening. Benar-benar pening dihujani kenangan lalu. Menyaksikan budak yang dulunya penuh dengan impian dan cinta-cita yang selalu mengisi puncak tahta tertinggi di dunia akademik kini lambat laun bermetamorfosis 180 darjah. Sungguh amat menakutkan!

Esok harinya mereka mulai sedar . Teori yang kukhotbahkan itu merasuk ke dalam lubuk hati mereka.
“Mau apa kalian? Ngajak ngamen? Aku sudah tidak mau!”. Tegasku kepada mereka.
“Hehehe. Sabar Cairil . Tenang”. Jawab Salih
“Ikutlah dengan kami. Kami janji! Jalanan itu bukan lagi tempat kita”. Terang Iwan.

Aku ikut mereka berdua. Mengejutkan. Hal ini sangat tak terpikirkan olehku. Dua budak itu tak hanya pintar. Mereka kreatif. Diam diam Iwan mengumpulkan uang recehnya untuk keadaan seperti sekarang.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience