"Siapapun Kamu, Kamu Memiliki Senyum Yang Tulus"

Romance Series 677

Suasana malam membuat kamar yang ditempati Arfan terasa sunyi, tempat tidurnya bersebelahan dengan toko sepatu milik pamannya, tempat yang sama saat sore tadi Airin membeli sepatu disana.
"Wanita ituu..." ucapnya dalam hati, ternyata Arfan mengingat betul bagaimana ramahnya senyum wanita yang membeli sepatu tadi sore ditokonya itu "Senyum ituu..." ia kembali mengingat bagaimana wanita itu tersenyum padanya, wanita yang ia maksud tak lain yaitu "Airin", Arfan tidak mengetahui nama wanita itu namun ia tau dari salah satu karyawannya bahwa wanita itu bekerja diMini Market depan toko sepatu mereka.

"Aku harus tau namanya.." Ucap arfan dengan penuh keyakinan diwajahnya.
Arfan adalah anak pertama dari dua bersodara, ia memiliki adik laki-laki yang masih sekolah diSekolah Menengah Atas (SMA) ia berasal dari padang dan merantau ke tempat pamannya yang memiliki toko sepatu lumayan besar diJawa barat, Arfan sebenarnya belum terlalu lama merantau disini, masih hitungan bulan ia disini karena itu ia belum memilki teman kecuali karyawan ditokonya yang setiap hari bertemu dengan mereka walaupun ketiganya itu perempuan, dan dia pun membatasi pergaulannya, dia tidak ingin terlalu dekat dengan laki-laki disini karena dia tidak ingin terbawa arus pergaulan. Baginya cukuplah saat sekolah saja dia nakal, sekarang tidak lagi, karena itu ia hanya menghabiskan waktu ditoko dan tidak pernah sekali pun ia keluar untuk main kecuali membeli makanan.

Diwaktu yang sama namun ditempat yang berbeda Airin dan keluarganya sedang bercanda gurau diruang keluarga sambil menonton acara kesukaan mereka diTV.
Airin adalah anak pertama dari dua bersaudara, ia memiliki satu adik laki-laki yang masih berumur 6 tahun, ayahnya yang setiap hari sibuk dengan pekerjaannya diladang, sedangkan ibunya sibuk berada diwarungnya yang ada didepan rumahnya itu, membuat mereka hanya berkumpul saat malam hari saja, Airin pun jika ia mendapat shift siang dikerjaannya mungkin ia belum pulang dini hari. beruntunglah ia mendapatkan shif pagi jadi sore ia bisa pulang dan berkumpul dengan keluarganya.

Jam menunjukan pukul 9 malam, Airin pamit untuk masuk kamar "Bu, pak aku masuk kamar dulu yah" sambil berdiri dari tempat duduknya, "Iya nak, istirahat ya" sahut ibunya, bapaknya hanya mengangguk sambil terus memperhatikan acara TV kecukaannya. Airin masuk kamar tanpa memikirkan apapun kecuali mungkin sedikit berfikir tentang pekerjaan.

Lain tempat dengan Arfan, ia masih mencoba untuk tidur dan melupakan sejenak apa yang merisaukan hatinya, ia masih berharap wanita itu mau berteman dengannya, "Siapapun kamu, kamu memiliki senyum yang tulus" hatinya bergumam dan matanya terpejam.

(Tinta Merah Muda)
"A.R.A"

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience