Dua Belas

Romance Completed 140176

Happy Reading!
Jangan males Komen isi cerita yaaaa
????????????

??????????

Porsche 718 memasuki area hotel mewah di salah satu kawasan Ibukota. Amanda menoleh Darko meminta penjelasan namun pria itu tidak menghiraukan tatapan penuh tanda tanya Amanda padanya.

Darko memarkirkan mobilnya di lobby hotel, mengambil barang-barang Amanda dan memberikan kunci mobil mewahnya pada salah satu pegawai hotel.

Amanda hanya mendengkus dibelakang tubuh atletis pria itu sambil mengumpat dalam hati.

'Dasar pria sombong, angkuh, menyebalkan dan juga sialan. Apakah bibirnya sudah dijahit jadi dia tidak bisa menjawab pertanyaanku?' umpat Amanda dalam hatinya.

Darko berjalan mendahului Amanda. Pria itu terlihat seperti supermodel dibandingkan seorang pengusaha. Amanda curiga, apa mungkin sebelum menekuni dunia bisnis, Darko adalah seorang model suatu brand pakaian atau underwear.

Lagi-lagi semua orang yang berada di dalam lobby hotel menatap Darko penuh minat, terutama yang berjenis kelamin wanita. Amanda memicingkan mata, menatap satu per satu wajah mereka dengan tatapan tidak suka.

Semua karyawan hotelpun terlihat menundukkan tubuh ketika Darko berjalan melewati mereka. Cukup aneh mengingat tamu hotel yang lain tidak diperlakukan seperti itu.

Amanda berjalan cepat dan mensejajari langkah kaki Darko, hal itu sukses membuat Darko melirik Amanda namun tetap menutup rapat mulutnya.

"Kenapa kita kemari?" tanya Amanda tidak tahan dengan rasa penasarannya.

"Urusan kita disini," jawab Darko santai. Amanda mengerutkan dahi.

Amanda mencekal lengan berotot Darko agar pria itu berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya.

"Ini tidak lucu. Aku tidak memiliki urusan apapun denganmu," protes Amanda.

Amanda menghentikan langkah kakinya dan bersedekap kesal melihat Darko mengabaikan ucapannya dan terus berjalan menuju lift. Dengan menggelengkan kepala pelan, Amanda memutar tubuhnya kearah sebaliknya.

'Pria gila, bodoh, sialan! Urusan apa yang dimaksudnya dengan mengajakku ke hotel mewah ini? Dia pikir aku jalang, yang seenaknya ia bawa ke kamar hotel untuk berkencan? Benar-benar super sialan,' gerutu Amanda dalam hati.

Tubuh Amanda seketika melayang ke udara. Pekikan Amanda yang begitu terkejut dengan kejadian tiba-tiba.

"Sialan! Pria bastard. Cepat turunkan aku. Kau benar-benar sudah gila! Darko Dio Rajasa, turunkan aku. Turunkan aku sekarang juga," umpat Amanda dengan memukul-mukul bahu kekar Darko yang seakan tidak berasa sama sekali untuknya.

Pria itu terus saja berjalan sambil membopong tubuh Amanda di bahunya. Beberapa karyawan dan tamu hotel tersebut melihatnya dan hanya tersenyum geli. Rasanya Amanda ingin menghilang begitu saja dari muka bumi ini karena begitu malu.

"Turunkan aku, sialan! Kau membuatku malu," umpat Amanda lagi.

Darko memukul bokong seksi Amanda dan sontak membuat Amanda terdiam karena kaget.

"Tutup mulutmu atau ku bungkam bibirmu disini," Amanda memilih untuk pasrah. Sudah cukup ia malu dengan gendongan bodoh seperti ini, ia tidak ingin menambah kegilaan dengan ciuman yang diberikan Darko untuknya yang selalu membuatnya lupa diri.

Di dalam lift tubuh Amanda masih tetap dibopong seperti karung beras oleh Darko. Dering ponsel Amanda berbunyi membuatnya begitu gusar untuk segera mengangkat panggilan yang mungkin saja urgent untuknya.

"Turunkan aku. Aku mau menjawab panggilan telepon," perintah Amanda dan Darko ternyata menurutinya.

Segera saja Amanda mencari keberadaan ponselnya yang terus berdering itu di dalam tas. Nama Nana tertera disana.

"Aku sedang berada di suatu tempat, kenapa? Tumben kau meneleponku?"

"Kapan? Benarkah?"

"Baiklah, aku akan menjemputmu. Sampai bertemu nanti malam,"

Amanda menutup sambungan teleponnya dan melirik Darko yang bertanya dengan isyarat mata.

"Antarkan aku pulang. Sahabatku akan sampai jam 7 malam nanti. Aku harus menjemputnya di bandara," jelas Amanda.

"Aku akan menyuruh pegawaiku untuk menjemput sahabatmu itu," kata Darko santai.

"Hell No! Kau sudah gila! Aku sudah berjanji padanya, jika aku yang akan menjemputnya. Kau tidak tahu siapa dia, dia supermodel dunia dan tidak mungkin sembarangan aku membiarkannya datang tanpa kehadiranku," omel Amanda.

Darko berbalik dan menatap Amanda tajam. "Kau memang wanita yang merepotkan dan sangat berisik. Selain keras kepala ternyata kau juga pemarah,"

Mata Amanda membulat dengan sempurna dan Amanda mendengkus kesal. "Super sialan! Kau mengejekku secara terang-terangan. Jika kau sudah tahu, aku memiliki sifat buruk yang begitu banyak, lantas kenapa kau selalu saja hadir di kehidupanku? Pria sialan!"

"Karena kau wanita yang cukup langka bahkan hampir punah, dengan alasan itu aku ingin melestarikan keturunanku agar sepertimu," ucap Darko datar.

Amanda mengangkat tasnya dan memukul tubuh Darko kesal. Darko mengelak dan keluar dari lift segera.

"Ya Tuhan, selain pemarah, kau juga wanita bar-bar! Hentikan pukulanmu," perintah Darko.

"Setelah menyebutku wanita langka yang hampir punah, kau memintaku untuk berhenti memukulmu. Dasar pria sialan! Brengsek!" maki Amanda semakin menjadi-jadi.

Darko menahan tangan Amanda dan juga tasnya. Mengangkat kedua tangan Amanda ke atas kepalanya dan menyandarkan tubuh Amanda pada dinding di belakangnya. Hanya satu hal yang mampu membuat Amanda diam dan tidak berkutik lagi.

'Bungkam mulut tajam wanita itu dengan ciuman,' pikir Darko mengambil ide brilian tersebut.

Seketika, Amanda diam dan seperti kehilangan tenaga. Tentu saja, hal yang menyenangkan sekaligus begitu ampuh untuk Darko.

Amanda merutuki tubuhnya yang begitu lemah akan sentuhan yang diberikan Darko padanya. Jimat atau guna-guna apa yang digunakan Darko untuknya. Tapi, bukankah Darko pria luar negeri yang bahkan menginjakkan kakinya ke Indonesia hanya beberapa kali, mana mungkin dia paham tentang jimat atau guna-guna semacam pelet untuk menakhlukan wanita.

'Apa begini rasanya ketika seseorang kecanduan narkoba? Selalu tidak puas sekali, ingin berkali-kali mengulangnya. Sama hal dengan nikmatnya ciuman Darko saat ini?' batin Amanda yang sudah menjatuhkan tasnya dan melingkarkan tangannya pada leher Darko.

Pria itu tersenyum miring di sela ciuman mereka. Tanpa mereka berdua sadari, mereka melakukan ciuman itu di lorong kamar hotel yang cukup terbuka dan ada CCTV meskipun tidak ada orang yang berlalu lalang disana.

Mereka berdua terus saling mencecap satu sama lain. Memainkan lidah dan saling membelit di dalam sana. Melupakan sejenak gengsi dan hanya mencari kenikmatan semata saat ini.

Amanda mendorong tubuh Darko agar menghentikan ciuman mereka. Ciuman terlepas dan Amanda sesegera mungkin menghirup udara sebanyak-banyaknya dan menyandar ke dinding sambil memegangi dadanya.

"Kau benar-benar pria gila. Bagaimana jika orang lain melihat apa yang kau perbuat padaku barusan?" omel Amanda disela napasnya yang masih terengah.

Darko menyugar rambutnya yang tidak begitu panjang dan juga tidak begitu pendek. Wajahnya datar, namun tatapannya tajam membuat Amanda memalingkan wajahnya ke arah lain. Tidak kuasa atas tatapan yang diberikan Darko padanya.

"Kau hanya bisa diam dan tidak berisik hanya jika aku bungkam. Apa aku harus membungkam mulutmu setiap saat agar kau tidak berisik dan mengikuti apa yang aku mau," ucap Darko dengan bersedekap tangan di dada.

Amanda melirik sinis dan berdecih. "Kau pikir aku budakmu, yang mau-mau saja mengikuti apa kemauanmu? Itu hanya dalam mimpimu Tuan Darko yang terhormat!" tekan Amanda

Darko melangkah mendekat dan Amanda menelan salivanya susah payah. Kerongkongannya tercekat, aroma maskulin khas yang menguar dari tubuh seksi Darko membuat pening kepalanya. Berapa banyak lagi umpatan sialan harus Amanda keluarkan, ketika berada di dekat jangkauan pria ini.

"Stop! Jangan mendekat lagi," Amanda mengancungkan jari telunjuknya membuat Darko berhenti melangkah.

"Bisa kita hentikan semua ini. Sekarang katakan saja apa maumu. Atau--- kita buat satu kesepakatan saja bagaimana?" Amanda menawarkan sebuah kesepakatan pada Darko.

Pria tampan dan seksi itu menarik tangan Amanda untuk mendekat pada tubuhnya dan melingkarkan lengannya pada pinggang Amanda. Amanda yang tidak siap hanya pasrah mengikuti apa yang dilakukan Darko padanya.

"Kenapa tidak dari kemarin-kemarin kau bersikap seperti ini! Kita bicarakan semua di dalam kamarku," bisik Darko dan Amanda merinding mendengar bisikannya.

??????????

Amanda begitu sangat yakin jika kakinya serta semua tubuhnya kini tengah berada di sebuah kamar hotel yang harga per malamnya menghabiskan puluhan juta rupiah. Bagaimana tidak, hotel ini merupakan hotel paling mewah dan mahal di Ibukota.

'Dasar orang kaya yang uangnya tidak berseri, hanya untuk tidur saja harus memilih kamar super mewah seperti ini,' batin Amanda.

Darko keluar dari toilet dan wajahnya terlihat jauh lebih segar menurut pandangan Amanda. Meksipun tanpa senyuman, wajah pria itu selalu saja terlihat tampan dan menawan. Dasar sialan, rasanya Amanda ingin menyetel ulang mulut dan batinnya yang setiap kali memuji Darko.

"Kau mengiyakan kerjasama dengan playboy itu?" Darko membuka percakapan dengan Amanda dengan menyuguhkan dua kaleng minuman soda dihadapan Amanda.

"Playboy? Aku tidak mengerti apa maksudmu?" tanya Amanda dengan dahi mengerenyit bingung.

"Pria yang bersamamu di restauran tadi, yang menawarkan kerjasama denganmu untuk merancang rumahnya," jelas Darko.

Mulut Amanda membulat tanda ia mulai paham apa yang dimaksud Darko.

"Kau sedang membicarakan Mr King rupanya. Kenapa harus berbelit-belit mengucapkan namanya," ketus Amanda.

"Aku bahkan tidak sudi menyebut namanya," kata Darko dan Amanda menggeleng mendengarnya.

"Tentu saja aku menyetujui kerjasama itu. Dia sanggup membayar mahal kerjaku," ucap Amanda bangga.

"Batalkan! Aku bahkan bisa memberikan apapun yang kau inginkan tanpa kau bekerja keras. Aku tidak ingin kau bekerja untuknya," bentak Darko.

Amanda tersentak, ia tidak menyangka jika Darko akan membentaknya. Demi apapun, begitu menyeramkan. Tapi, bukan Amanda jika akan diam saja dan menurut tanpa membantah.

"Memangnya kau siapa? Berhak memerintahku untuk membatalkan kerjasama yang menghasilkan uang cukup banyak untukku. Aku memiliki mimpi yang harus aku capai dengan cara kerjakeras seperti ini," ucap Amanda menantang.

Darko melirik sinis. Amanda memang satu dari ribuan spesies di muka bumi ini yang paling keras kepala dan menyebalkan. Bagaimana mungkin Darko bisa jatuh cinta hampir gila pada wanita seperti ini.

'Ya Tuhan! Bisakah aku minta tolong atur kembali hatiku agar tidak jatuh cinta pada wanita keras kepala nan bar-bar serta pemarah ini. Kenapa sulit sekali meluluhkannya!' batin Darko nyaris putus asa.

"Jika yang kau maksud mimpimu untuk memiliki dan membangun resort di Belanda. Tanpa perlu kau bekerjasama dengan playboy itu, aku akan langsung menandatangani pengajuanmu pada perusahaanku," sombong Darko.

'Sialan! Dia benar. Aku mengajukan proposal kerjasama itu pada Rajasa Corp dan Ownernya sendiri ada dihadapanku. Brengsek, bagaimana mau mengelak lagi jika sudah begini,' Amanda ngumpat dalam hatinya.

"Mengapa kau terus saja menyebutnya playboy? Bukankah harusnya sebutan itu untukmu," sindir Amanda.

"Aku bukan playboy. Aku tidak hobi mencari wanita untuk kupakai memuaskan diriku. Wanita bodoh itu sendiri yang datang padaku, memaksaku. Berbeda dengan pria playboy yang kau temui tadi, cih! Ia bahkan rela untuk mengeluarkan uang ratusan dollar hanya untuk mencicipi tubuh wanita silih berganti. Dan aku tidak akan membiarkan dia untuk menjadikanmu salah satu koleksi bekas pakainya!"

"Damn! Sial, aku ingin mencekik lehernya sampai dia mati," umpat Darko dan Amanda bergidik ngeri.

"Tapi kau yang mau membuatku, wanita bekas pakaimu," ucapan Amanda berhasil menyulut kembali emosi Darko yang belum padam kini menjadi bara api.

Amanda beringsut mundur kebelakang, punggungnya menyandar ke sofa yang tengah ia duduki ketika Darko berjalan mendekatinya dengan tatapan penuh amarah.

"Listen! Aku sudah mengucapkan ini berkali-kali padamu. Aku ingin memilikimu, menjadikanmu pasangan hidupku, menanamkan benih di dalam rahimmu. Bukan memakaimu satu kali lalu membuangmu layaknya jalang!"

"Sepertinya kau bukan wanita yang peka untuk mencerna setiap tindakan yang aku lakukan! Atau kau hanya berpura-pura tidak mengerti karena selalu ingin mendapatkan sentuhan dariku?" Darko tersenyum miring mengucapkan kata demi kata yang cukup menohok serta memiliki arti begitu dalam.

Amanda tercekat dan kehilangan kata-kata. Mata mereka bertemu satu sama lain. Amanda mencari sisi kepalsuan dari kedua bola mata Darko dan hasilnya Nihil.

Kepala Darko menunduk, Amanda dengan spontan memejamkan mata. Bukan ciuman yang didapatkan Amanda melainkan bisikan yang cukup membuat jantungnya berdebar kencang serta otaknya tidak bisa berpikir rasional.

"Puaskan aku," bisik Darko, rendah, suara khas penuh gairah dan sensual.

Amanda membuka matanya dan seolah bertanya maksud ucapan Darko. Darko seakan mengerti bahasa isyarat yang diberikan Amanda padanya, seketika meraih sebelah telapak tangan Amanda dan mengarahkannya pada benda pusaka miliknya.

Demi Tuhan, hal pertama yang Amanda rasakan ialah panas, keras dan menonjol.

'Jangan bilang jika hari ini aku akan bermain dengan lolipop Darko? Ya Tuhan, bagaimana jika aku menginginkan lebih dari bermain dan ingin memberikan tempat celupan untuk lolipop itu. Persetan! Aku tidak akan menyiakan kesempatan ini,' batin Amanda.

Mata Amanda dan Darko sama sekali tidak melepaskan kontaknya. Mereka saling memandang dengan telapak tangan Amanda yang menggesek-gesek diatas celana kain yang tengah dipakai Darko.

Entah siapa yang memulai terlebih dahulu, mereka saling mencecap dan bertukaran saliva satu sama lain. Untuk Darko, bibir Amanda adalah Heroinnya. Sedangkan untuk Amanda, bibir Darko merupakan spot yang selalu ia rindukan.

Tangan Amanda bergerak secara alamiah naik dan turun. Meraba serta menikmati bagaimana bentuk lolipop milik pria sombong, arogan dan berwajah datar yang tengah asik melumat bibirnya.

Tidak perlu kursus atau belajar dari tutorial di youtube untuk mencari cara cepat membuka dan menurunkan celana yang tengah dipakai oleh seorang pria yang sedang dipuncak gairah. Tangan akan bergerak dengan sendirinya, dengan lincah dan gesit.

Amanda bahkan tidak sadar jika ternyata ia memiliki keahlian tersembunyi yaitu membuka ikat pinggang dan ritstleting celana seorang pria dalam waktu hitungan detik.

Desahan lolos dari bibir Darko di sela ciumannya.

'Inilah kenikmatan yang aku tunggu dari beberapa waktu yang lalu. Oh, sial! Akan jauh lebih nikmat jika lidah tak bertulang itu yang mencecapnya,' batin Darko sambil memejamkan mata menikmati setiap sentuhan lembut  yang diberikan Amanda pada lolipop miliknya.

??????????

Stop disini dulu! ????????

Shin jahat? ???? Ya emang! Shin kan tukang PHP
????????????

Biar cerah ceria nih Shin kasih kesegaran yang HQQ buat kalian dari mas Darko!!

Share this novel

Faridah Fasha
2021-10-24 15:51:51 

ini yg ditunggu2 dri td kak shin....


NovelPlus Premium

The best ads free experience