Bab 7 ~Aku tidak bisa melakukannya! (I can not do it!)~

Drama Series 1067

"Apa ini! "

Teriak Hanna ftustasi, sambil meletakan kedua tangganya diatas kepela. Hanna berfikir kerasa, tapi tetap saja dia tidak akan bisa memenuhi semua kriteria yang diajukan Kelvin. Ini gila itu lah pikiran pertama yang terlintas di benaknya. Tangan Hanna dengan keras memukul meja yang menyebabkan sedikit keributan di cafe tempat Hanna dan Kelvin bertemu saat ini. Beberapa orang yang berada di dekat mereka mulai berbisik-bisik membicarakan kelakuan Hanna yang dinilai tidak sopan.

Tidak peduli dengan tatapan semua orang yang kini mengarah padanya, Hanna kini sedang menatap sinis Pada seorang pria yang telah membuat dirinya hilang kendali saat ini. Tanpa memperhatikan tatapan Hanna yang dapat membunuh siapapun ,Kelvin hanya menunjukkan senyum sinisnya di hadapan Hanna, yang sontak hanya akan menambah emosi Hanna saat ini.

"Bagaimana? "

"Kau sudah gilakan? "

"Akan ku beri kau dua pilihan saat ini. Yang pertama menerimahnya dan menjalankan semua ini dalam kurun waktu 6 bulan atau yang kedua Menyerah dan tetap ikuti perjanjian."

Helahan nafas frustasi Hanna kini memenuhi seisi Cafe, 'Ini gila'.tidak akan ada wanita yang dapat melakukan semua ini bahkan wanita sempurna sekalipun. Tapi , mereka bisa melakukannya asalkan bukan Kelvin yang menjadi pacarnya.

*kriteria pacar terbaiku:

1. Pacarku harus selalu tersenyum manis padaku. Tidak peduli dia kesal atau tidak. Dia harus tetap tersenyum pada ku dan tidak boleh berbicara dengan suara keras padaku.

2.Pacarku harus bisa memasakan makanan untukku. (Setiap hari) membawakan makanan kesukaanku dan harus selalu makan bersamaku.

3.Pacarku harus selalu menemaniku kemanapun dan kapanpun aku ingin pergi dan tidak peduli apapun yang terjadi , Kau harus selalu bersamaku.

4.Pacarku harus mau menerima omelanku setiap hari. Tidak boleh menunjukan ekspresi kesal ataupun mengeluh meskipun kau ingin menunjukannya.

Jika Hanna sanjaya melakukan pelanggaran sekecil apapun maka perjanjian akan tetap dilanjutkan dan tidak bisa diakhiri.

'Tersenyum padamu', 'tidak kesal padamu',

'menerima semua omelanmu'.

'Gila'.

Hanna tidak bisa menerimanya dia ini manusia dan dia punya batas kesabaran, tidak mungkin hanya bisa tersenyum setiap saat dan 'memasak' Hanna tidak bisa memasak, meskipun dia ingin tapi dia tidak bisa, apalagi kalau harus memasak untuk Kelvin.

"Bagaimana? "

"setidaknya Kau harus memberikan padaku, 5 kesempatan untuk marah aku ini kan manusia, bukannya seaeorang yang tidak memiliki perasaan "

Sejenak Kelvin memikirkan tawaran Hanna, Angukan kecil menandakan bahwa dia setuju dengan permintaan Hanaa, Senyum tipis mulai mengembang di wajah Hanna.

"Hanya untuk 5 kali saja,Kau harus menggigatnya? "

"Baik.... Dimana aku harus menulisnya? "

Ucap Hanna pada dirinya sendiri sambil melihat kertas perjanjian yang ada di atas meja.dengan cekatan Hanna menulis setiap kata demi kata dengan cermat dan teliti, memastikan tidak ada yang salah.

"Selesai"

ucap Hanna setelah dirinya selesai menambahkan kesepakatan diatas secarik kertas yang mulai saat ini akan menjadi bukti dari ucapan Kelvin. Alis Hanna terangkat saat dirinya melihat Kelvin yang mengeluarkan tinta cap yang biasa di gunakan saat pemilu. perlahan Kelvin mencelupkan jari telunjuknya kedalam tinta yang berwarna keunguan dan menempelkannya pada secarik kertas yang berada diatas meja.

"Apa lagi yang kau tunggu? "

Ucap Kelvin yang selesai menempelkan jari telunjuknya, sebagai bukti bahwa mereka setuju untuk melakukan perjanjian ini. Segera Hanna mencelupkan jarinya dan mengikuti apa yang baru saja dilakukan oleh Kelvin.

"Selesai"

Kini mata Kelvin sedang menatap kearah jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Mulutnya bergumam membuat Hanna kembali menaikan alisnya karena merasa kebingungan.

"Jm 12.30, Itu artinya dari tanggal 10 Juni sampai dengan tanggal 10 Desember jm 12.30 maka perjanjian ini akan berakhir."

"Kalau begitu,apa perjanjian yang satunya lagi akan berakhir? "

Tanya Hanna dengan wajah sedikit berharap. tapi Kelvin malah menatap malas pada Hanna, yang seharusnya sudah tau dengan sangat jelas. melihat Hanna yang tidak kunjung mengerti ,membuat Kelvin dengan terpaksa menjawab pertanyaan Hanna.

"Itu tergantung padamu"

"Menyebalkan! "

"Apa sekarang kau sedang kesal padaku... Maka aku...."

Belum sempat Kelvin menyelesaikan ucapannya. Hanna langsung tersenyum manis sambil mengeleng kecil. Menandakan bahwa dia tidak kesal atau pun marah pada Kelvin. Walaupun sejujurnya. Di dalam lubuk hati Hanna yang terdalam, dia ingin sekali membunuh Kelvin.
"Baiklah.... Aku anggap itu sebagai peringatan"
Langkah kaki Kelvin pergi meninggalkan cafe yang langsung diikuti oleh Hanna yang saat ini memasang wajah masam di belakang Kelvin.

***
Liburan semester telah tiba akhirnya Hanna bisa bangun siang, perlahan ditariknya selimut yang menutupi tubuhnya saat ini sampai kebagian kepala berusaha untuk kembali terlelap dalam tidurnya, tapi suara panggilan masuk yang terlontarkan dari Hpnya membuat Hanna mengerang, benci karena diganggu di waktu seperti ini.

"Kenapa dia menghubungiku..... Menyebalkan"

ucap Hanna saat dilihatnya nama yang tertera
pada layar Hpnya, Sambil memasang suara yang lembut Hanna langsung mengangkat panggilan dari Kelvin. Suara Kelvin terdegar dari sebrang telepon, matanya terbelalak saat mendengar ucapan Kelvin. sontak tubuhnya yang sedari tadi menempel pada kasur langsung berdiri.

"Apa! "

"Kau meneriaki ku?. maka aku akan memotong...."

Belum selesai Kelvin menyelesaikan ucapannya, Hanna sesegera mungkin menyangkal Senyum tipis kembali tertera pada wajah tampan Kelvin. Dengan gerakan kaki cepat Hanna langsung berjalan ke sisi jendela kamarnya untuk mengintip 'apakah yang diucapkan oleh Kelvin itu benar atau tidak ' dan jawabanya benar,Kelvin sekarang berada di depan rumahnya.

Dengan setelah kaos putih yang di padukan dengan kemeja kotak - kotak berwarnah merah marun Kelvin bersender di mobilnya dengan gaya yang cool, Sambil terus memandangi rumah Hanna yang terlihat sepi tak berpenghuni.

"Apa Kau akan membiarkan pacarmu menunggu di sini,seperti orang bodoh"

Hanna mengaruk rambutnya kesal , Tidak cukupkah Kelvin hanya menggangunya di kampus bahkan di hari liburanya Hanna harus berurusan dengan Kelvin.

'Menyebalkan'

Suara kenop pintu yang terbuka membuat Kelvin membenarkan posisinya berdiri. Tatapannya saat ini tertuju pada sosok wanita dengan pakaian kaos berwarna abu - abu yang di padukan dengan celana pendek berwarna hitam yang melekat pada tubuhnya. Rambut wanita itu di cepol keatas meskipun terlihat berantakan tapi Hanna tetap terlihat cantik.

Dengan senyum yang sangat-sangat di paksakan, Hanna mempersilakan Kelvin untuk masuk kerumahnya.Langkah kaki mereka berjalan bersamaan.

"Apa yang kau lakukan disini? "

"Apa kau baru bangun? "

Mereka berdua sama-sama tidak mengubris pertanyaan satu sama lain. Karena mereka sudah tau alasannya. Hanna melangkahkan kakinya menuju dapur sambil membawakan segelas air putih pada Kelvin,dengan senyum yang dipaksakan seramah mungkin Hanna memberikan segelas air putih itu kepada Kelvin, yang membuat pria itu langsung mengambil gelas tersebut.

"Ini jam 8,Aku butu sarapan"

Hanna tidak percaya dengan ucapan Kelvin barusan 'Sarapan' Apa dirumahnya tidak ada makanan, kenapa dia harus meminta makanan dirumah Hanna seperti pengemis Padahal kekayaan Kelvin lebih di bandingkan kekayaan yang di miliki oleh keluarga Hanna.

"Apa di rumahmu tidak ada makanan? "

Tanpa mempedulikan pertanyaan yang dilontarkan oleh Hanna. Kelvin menjulurkan jari telunjuknya, yang kini masih terdapat bekas cap yang berwarna keunguan itu, yang entah kenapa tidak mau hilang dari jari mereka. Tanpa mendengar ucapan dari Kelvinpun, Hanna paham bahwa yang dilakukan Kelvin barusan itu untuk mengigatkan dirinhya tentang perjanjian yang telah mereka sepakati.

Kehadiran Ny. Carolin diruang tamu membuat Kelvin dan Hanna langsung menatap kehadirannya. Dengan senyum yang sangat tulus Kelvin berjalan kearah Ny. Carolin, untuk menyambut kedatangannya sambil memperkenalkan dirinya.

"Senang bertemu denganmu"

Ucap Ny. Carolin sambil tersenyum rama setelah melihat Kelvin memperkenalkan dirinya. Tidak ingin menggangu Kelvin dan Hanna Ny. Carolin perlahan pergi meninggalakan ruang tamu.

"Buatkan aku nasi goreng"

Ucapan Kelvin barusan membuat Hanna ingin sekali mengomeli Kelvin ,Jika saja bukan karena perja jian bodoh itu, Hanna sdh pasti menolak dan mengusir Kelvin daei rumahnya sekarang. Tapi Hanna tidak bisa melakukan itu, karena jika Hanna salah sesikit saja mengambil langkah Maka kesempatanya untuk terbebas dari Kelvin pasti akan hilang, Dengan kemampuan dasar memasak yang kurang, Hanna langsung memasuki dapur dan menyiapkan permintaan Kelvin.

"Tidak enak! "

Teriak Kelvin saat dirinya memakan sesuap nasi goreng yang baru saja dimasak oleh Hanna, sambil menyingkirkan nasi goreng itu dari hadapannya. Dengan tatapan sinis Kelvin mengomeli Hanna tanpa henti-hentinya. Sedikit kesal dengan omelan Kelvin yang panjang lebar dan sangat menyakitkan telingganya, Hanna berusaha menutup telinganya agar emosinya tidak meledak.

"Aku memintamu memasak untuk ku,Tapi kenapa kau malah memberiku racun! "

"Racun! "

Ucap Hanna sedikit keras.

"Kau hanya memiliki 4 kesempatan lagi "

"Bagaimana bisa kau memotongnya begitu saja. Aku tidak kesal"

ucap Hanna membela diri.

"Tapi kau berteriak padaku!"

Ucap Kelvin sedikit keras.

"Aku tidak berteriak, aku hanya terkejut, apa kau
tidak bisa membedakan, mata berteriak dan mana yang terkejut?"

Ucap Hanna dengan suara selembut mungkin sambil terus tersenyum, Hanna menyentu tangan Kelvin sambil Memohon agar dia tidak memotong kesempatanya untuk marah, Karena ini hanya hal kecil.

"bagiku, selama itu kau yang melakukannya maka aku akan menggapnya sebagai tidakan kesal yang berusaha kau utarakan padaku"

ucapan Kelvin sedikit membuat Hanna emosi, tapi dia tau rubah tetaplah rubah, kelicikan Kelvin ini hanya akan membuat dirinya terperangkap selamanya dengan Kelvin. Dengan sikap manisnya, Hanna berusaha kembali membujuk Kelvin tapi hasilnya nihil.

"Kumohon.... Tidak bisa kau mengangap itu sebagai perigatan saja"

meskipun Kelvin sedikit terpesona dengan kecantikan Hanna saat ini, Jujur pria manapun pasti akan menyukai Hanna tapi tidak dengan sikapnya.

"Tidak bisa"

ucap Kelvin tegas

"Kumohon,Sekali iniiiiiiii saja"

saat ini Kelvin sedang memikirkan ucapan Hanna,Jika dia terus mengangap kekesalan Hanna sebagai perigatan maka akan mudah bagi Hanna untuk memenuhi kritetia sebagai pacar terbaiknya selama 6 bulan dan rencana Kelvin untuk memanfaatkan Hanna sampai wanita itu tiba tidak akan bisa.

"Begini saja,Jika kau ingin aku mengatakan padamu bahwa ini adalah perigatan maka kontrak berpacaran kita akan bertambah 5 hari bagaimana? "

'Gila'

'Apa saat ini dia sedang mencari kesempatan di dalam kesempitan 'dasar licik'

"Bagaimana? "

ulang Kelvin sambil menatap Hanna lekat - lekat

"Jika kau tidak mau,maka aku akan memotongnya sekarang"

"Tunggu dulu..... "

Ucap Hanna sambil menimbang-nimbang kata
demi kata yang di ucapkan Kelvin, dengan sebuah anggukan yang dipaksakan Hanna menyetujuinya.

'Hanya bertambah 5 hari, tidak apa,Kau bisa melakukannya'.

Ucap Hanna dalam hatinya

****
Cuaca yang sejuk membuat beberapa orang memilih untuk menghabiskan waktu diluar seperti bertamasya bersama keluarga atau hanya sekedar duduk santai ditampan. Begitu pula yang dilakukan Siska, wanita itu menghabiskan waktunya sambil berjalan santai menikmati es krim vanila yang kini ada di tanggan kananya. Sesekali Siska terus menjilati es krim vanila itu sambil berseru seperti anak kecil

Tapi panggilan dari suara yang tidak asing di telinganya membuatnya langkah kakinya berhenti. sambil berusaha mencari sumber suara, tatapan Siska kini menjadi tajam saat dirinya melihat Hendra yang sedang berlari kecil menghampirinya sambil terus tersenyum kearah Siska.

"Apa kau mengikutiku kesini? "

ucap Siska sambil asal tudu

"Tidak, aku hanya kebetulan lewat dan melihatmu, lagipula rumah kau dan aku kan sangat dekat jadi wajar jika kita bertemu disini. Ini kan masih lingkungan komplek"

Siska memicingkan matanya berusaha mencari tau apakah Hendra berbohong atau tidak padanya, tapi dia menyerah. Karena apa yang diucapkan oleh Hendra itu ada benarnya.

"Ayo jalan bersama"

ajak Hendra sambil tersenyum

Senyuman yang di terukir diwajah Hendra serasa dapat melulukan setiap hati wanita yang lewat saat ini. Hal itu terbukti, tidak sedikit dari wanita yang sedang berjalan di sekitar taman itu mulai menatap pada Hendra dengan penuh pesona.

"Apa yang dilakukan oleh wanita - wanita itu. Dasar genit"

ucap Siska sambil menatap sinis pada beberapa wanita yang saat ini terlihat sedang mengoda Hendra. Meskipun Hendra tidak bergeming sama sekali tapi tetap saja Siska merasa kesal.
Hendra tertawa saat menatap Siska yang terlihat 'cemburu' karena dirinya digoda oleh banyak wanita yang dapat di balang sangat cantik. Mendengar tawa Hendra, membuat Siska langsung merubah sikapnya secara otomatis.

"Apa kau cemburu? "

"Apa! Cemburu?, Yang benar saja! "

Ucap Siska sambil melangkahkan kakinya pergi,
Dengan wajah yang sesikit memerah, Siska berjalan sambil menundukan kepalanya yang alhasil membuat dirinya tidak sengaja menabrak bangku taman, yang meimbulkan tawa dari Hendra.

"Jika cemburu... Katakan saja"

"Ogah"

Mereka terus beradu mulut Untuk mendapatkan jawaban yang mereka inginkan.

***
Suasana makan malam terasa lebih ceria dengan kehadiran Kelvin di keluarga Hanna banyak perbincangan yang dilakukan oleh Kelvin dan Ray. Bahkan bukan hanya Ray saja yang merasa nyaman dengan kehadiran Kelvin tapi Ny. Carolin dan Pak Sanjaya juga merasa senang dengan kehadiran Kelvin. Tapi tidak dengan Hanna, kini Hanna menatap sinis pada Kelvin yang berhasil mengambil hati semua orang yang dia cintai.
Hanna berusaha untuk menahan emosinya yang sejak pagi memuncak karena kehadiran Kelvin yang tidak kunjung meninggalakn rumah ini.

"Bagaimana apa rasanya enak? Tante tidak tau seleramu. Biasanya bi tuti yang memasak tapi hari ini dia pulang kampung. "

"Masakan tante enak kok. dan ini sesuai dengan selerah ku bahkan rasanya sama persis dengan masakan mama saya"

"Benarkah,Tante senang mendengarnya"

Senyum rama Ny. Carolin menghiasi wajah cantiknya, yang juga diikuti dengan senyum Kelvin.

"Jika masakan mamamu seenak ini,kenapa kau harus repot-repot memintaku memasak ,Kan kau bisa meminta mamamu yang memasak? "

Ucap Hanna sedikit menyindir , tapi Hanan me gucapannya dengan nada yang halus
Suapan nasi kemulut Kelvin terhenti,tatapannya berubah menjadi sedih. Sambil berusaha menahan tangisnya yang selama ini terpendam dihatinya. Kelvin berusaha tersenyum.

"Mamaku sudah meninggal"

Ucapan Kelvin barusan membuat seisi rumah terdiam. Termasuk Hanna, tubuhnya kaku bahkan mulutnya tidak dapat berkata - kata, Hanna tidak tau jika Mama Kelvin sudah meninggal dan ucapan Hanna yang baru saja terlontar membuatnya menyseal .

"Maafkan anak tante ya Kelvin"

Ucap Ny. Carolin memecah keheningan, sambil menyikut tangan Hanna agar segera meminta maaf . Pak Sanjaya kini memasang wajah serius, kepada putri kesayangannya.
Begitu juga dengan Kak Ray,tapi Hanna tidak bisa meskipun dia ingin tapi dia tidak bisa melakukannya karena Hanna merasa bahwa Kelvin akan mengomelinya dan membuat Hanna merasa kesal karena omelan Kelvin.

Dengan sekuat tenanga Hanna memberanikan diri untuk 'meminta maaf' pada Kelvin. Tapi niatnya tertunda, saat suara dering Hp Kelvin berbunyi.

"Oh... Aku akan pulang sekarang"

"Tante, om, kak Ray, Hanna Aku pulang dulu"

"Tapi makannanmu belum habis"

kata Pak Sanjaya sambil mengisyaratkan agar Kelvin menghabisi makanan malamnya. Tapi Kelvin menolak dengan sopan, dan beralasan bahwa dia asa urusan di rumah.Sambil tersenyum kepada seisi rumah, Kelvin Melangkahkan kakinya pergi.

Hanna yang binggung dengan kepergian Kelvin dengan sekuat tenanga mengejar Kelvin yang langkahnya sagat cepat dari biasanya. Tapi untungnya Kelvin masih ada di halaman depan rumah Hanna. Langkah kaki Kelvin terhenti saat mendengar panggilan dari Hanna.

"Kelvin, Maaf"

"Aku tidak ingin membahas hal itu"

kata Kelvin, sambil menahan emosinya. Karena dia sadar bahwa tidak baik marah di depan orang jika pemiliknya ada disini.

"Tunggu dulu, Kau harus memaafkan ku dulu Setelah itu kau baru boleh pergi"

"Memangnya siapa kau berani mengaturku? "

Ucap Kelvin dengan nada yang cukup keras tapi tidak sekeras biasanya. Hanna tidak dapat marah saat ini Karena ini adalah kesalahannya tapi Hanna sunggu tidak tau jika mama Kelvin sudah meninggal dan dia sunggu menyesal.

Sambil menggengam kedua tangan Kelvin, Hanna berusaha membujuk Kelvin kembali untuk memaafkannya ,tapi tidak ada jawaban dari Kelvin. Setelah melepas genggaman Hanna di tangannya. Kelvin langsung memasuki mobilnya dan melanjukan kendaraanya dengan kencang.

"Maaf"

Ucap Hanna sambil melihat kepergian mobil Kelvin Yang bahkan tidak terlihat lagi.

****

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience