Bab 2

Romance Series 13684

Dengan tergesa-gesa Vania berlari di koridor kampus.sesekali gadis itu melirik pada jam tangan berwarna hitam yang berada pada pergelangan tangannya itu.

08:15

"Mati gue,mati!" Paniknya kemudian mempercepat larinya.

Vania yang tengah sibuk dengan pikirannya sendiri,tidak menyadari bahwa ada seseorang yang juga tengah berjalan sambil sibuk memperhatikan berkas-berkas yang ada ditangannya itu.dann....

BRUKK

Akhirnya vania dan pria tersebut pun bertubrukan.tidak sampai terjatuh tetapi hanya sedikit terdorong mundur.

"Kalau jalan liat-liat dong!!" Ucap vania ngegas tanpa memperhatikan orang yang dia tabrak.

Vania sibuk memunguti buku-bukunya yang sempat terjatuh ke lantai koridor.hal yang sama juga dilakukan oleh laki-laki itu.setelahnya mereka pun memperbaiki posisinya,sehingga kini keduanya saling bertatapan

"OMG!!!..ganteng banget nih cowok!!" Batinnya.

Vania agak sedikit terkejut sekaligus terpana saat melihat orang yang dia tabrak tadi.wajahnya sangat tampan,ditambah saat ini laki-laki tersebut menggunakan setelan kemeja berwarna hitam.membuatnya semakin terlihat cool.

"Kamu kalau jalan itu pake mata,jangan pake dengkul?!" ucap pria tersebut dengan nada dinginnya menatap tajam Vania.

Vania yang mendengar ucapan tersebut spontan memelototkan matanya ke arah pria didepannya.

"Ini cowok ganteng sih,tapi sayang omongannya pedes?!" Batin Vania lagi.

Vania menatap sengit orang dihadapannya.dilihatnya kembali penampilan orang itu dari atas sampai bawah.

"Heh!!..Enak aja ya kalau ngomong!!!..Jelas-jelas loe yang nabrak gue!" Ketusnya.

"Selain gak punya mata ternyata kamu juga gak punya sopan santun ya?!" Ucap pria tersebut agak menusuk dengan nada dinginnya.kemudian kembali berjalan melewati vania dengan satu tangan di masukkan ke saku celana.

"Sialan banget tu orang!!!...Percuma ganteng kalo sifatnya kayak-" belum selesai bicara,tiba-tiba saja terdengar suara dibelakangnya.

"Saya dengar?!"

Vania terkejut tanpa sadar kedua tangannya menutup mulut comelnya.dengan perlahan Vania membalikkan badan,melihat kearah pria yang sedang menatapnya tajam.vania menyengir kuda,menampilkan gigi ratanya.

Melihat raut wajah marah dari laki-laki tersebut,Vania pun memutuskan untuk pergi dari sana.dengan terbirit-birit gadis itu berlari menuju kelasnya.

Laki-laki itu menghela nafas panjang.berkali-kali dia menggelengkan kepala melihat kepergian Vania."dasar anak gak tau sopan santun?" Gumamnya kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

==================

Nama ku Gilang Aditya Pratama,panggil saja Gilang.umurku 25 tahun.aku adalah seorang dosen,lebih tepatnya lagi dosen pengganti di universitas Gunadarma untuk saat ini.aku anak kedua dari pasangan Hanna Anindita dan Gunawan Abraham.

Ayahku seorang pengusaha,dia memiliki beberapa cabang dikota lain.sedangkan ibuku,dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa.Tepat sebuah lalu kakak perempuanku yang bernama Giska meninggal dunia karena sakit jantung yang dia derita selama delapan tahun.Disaat itu juga kami semua sangat berduka.terutama ibuku.dia sangat amat kehilangan kakak ku.

Maklum,dirumah kak Giska adalah anak yang ceria.walau dia memiliki sakit yang terbilang serius,dia selalu tampak ceria.hal itu lah yang selalu menjadi penyemangat untuk kami semua.

Aku sangat menyayangi kakakku.kak Giska adalah tempat aku menumpahkan keluh kesah ku selama ini.dan ketika takdir memisahkan kami,itu sangat menyakitkan untukku.tapi aku tidak mau berlarut dalam kesedihan.aku harus tetap semangat agar kak Giska tidak bersedih di atas sana.

Aku sudah lama sekali menjadi dosen.sebelumnya aku ditugaskan di universitas lain.kalian tau tidak kenapa aku lebih memilih menjadi seorang dosen ketimbang seorang CEO diperusahaan ayah.karena dosen adalah cita-cita kak Giska dari dulu.itu lah yang membuat ku mencintai profesi ini.

Hari ini adalah hari pertama aku mengajar.awalnya aku semangat.tapi tiba-tiba saja mood ku dirusak oleh seorang.

Seorang mahasiswi yang tidak aku kenal menabrakku dengan kencang.sehingga semua kertas dan buku materi pelajaran milikku berjatuhan di lantai.dan bukannya meminta maaf,anak itu malah marah-marah tidak jelas kepadaku.menyebalkan sekali bukan??

Dengan perasaan kesal aku mengambil semua kertas dan buku milikku yang berserakan di lantai.sebelum pergi aku sempat mengeluarkan kata-kata pedas untuknya.namun anak itu malah mengataiku dengan kata-kata kasar.

Aku bergegas menuju ruangan dosen.aku harus mengambil sesuatu yang tertinggal di sana.selama perjalanan banyak pasang mata mahasiswi menatap ku penuh kagum.beberapa ucapan yang aku dengar,tapi aku sama sekali tidak menggubrisnya.

"Selamat pagi pak?" Sapa salah seorang dosen yang baru saja keluar dari ruangan dosen.

"Pagi juga pak?" Jawab Gilang penuh keramahan.

"Mau mengajar pak?" Tanya dosen itu.

"Iya nih pak.tapi saya mau mengambil barang yang tertinggal dulu diruangan?" Ucap Gilang yang diakhiri dengan senyuman khasnya.

"Oh,silahkan pak.kalau gitu saya kekelas dulu ya?" Dosen itu pun melangkah pergi.sementara Gilang segera memasuki ruangan dosen untuk mengambil barang.

=================

Vania kini sudah berada tepat di depan kelasnya.dari dalam terdengar suara pak Bandi sedang menyampaikan materi.dengan penuh kegelisahan Vania mengetuk pintu.terlihat pak Bandi menghentikan materinya lalu menoleh ke arah pintu.

"Vania??" Ucap pak bandi.

"Maaf pak saya telat?" Vania tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

"Ya sudah.kamu masuk dan cepat duduk?" Titahnya.

Pak Bandi memang dosen the best.dia sama sekali tidak marah kepada vania.padahal anak itu sudah lumayan telat dipelajaran pak Bandi.

"Makasih pak?" Vania segera masuk ke dalam kelas kemudian menduduki bangku kosong yang ada di samping bela

"Dari mana aja loe,baru Dateng jam segini?" Tanya bela berbisik.

"Ini semua gara-gara loe tau gak.nyuruh gue buat maraton Drakor sampe tengah malem.jadi kesiangan kan gue?" Dumel Vania.

Rika,Dita dan bela terkekeh geli.mereka memang senang ketika melihat Vania kesal.beruntung hari ini pelajaran pak Bandi,dosen yang terkenal ramah dan baik.coba bayangkan kalau dosen yang lain,mungkin saat ini Vania sudah diusir dan tidak diperbolehkan lagi mengikuti mata pelajaran dosen tersebut.

"Gimana kalau selesai ngampus nanti kita maraton Drakor lagi.ada yang seru nih Drakor nya?" Ucap Rika yang langsung diangguki oleh tiga sahabatnya itu.

Lima belas menit kemudian kelas terlihat tenang.semua mahasiswa dan mahasiswi sedang sibuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak Bandi.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu diketuk.pak Bandi yang sudah mengetahui siapa orang tersebut segera memintanya untuk masuk ke dalam.terlihat pak Bandi bersalaman dengan orang itu,kemudian meminta perhatian para mahasiswa dan mahasiswi nya.

"Anak-anak?!" Seru pak Bandi.

Vania menghentikan kegiatannya,begitu juga dengan yang lain.vania langsung memfokuskan diri menatap kedepan.seketika gadis itu terbelalak ketika melihat siapa yang berdiri di depan.

"Itu kan cowok yang tadi?" Batinnya.

Gilang menatap satu persatu mahasiswanya.tidak lama perhatian Gilang teralih kepada sosok gadis memakai topi."anak itu?" Vania yang merasa ditatap Gilang buru-buru menutupi wajahnya dengan buku.

"Seperti yang kalian tau.mulai besok saya sudah pensiun.saya tidak lagi mengajar di universitas ini.dan sebagai gantinya pak Gilang lah yang akan mengajar kalian?" Jelas pak Bandi.

Banyak diantara mereka kecewa dengan kepergian pak bandi.pasalnya dari sekian banyak dosen yang ada hanya pak Bandi lah yang sabar mengajari mereka.

"Nanti gak ada lagi deh dosen yang baik kayak bapak?" sahut Dita.

"Iya nih Pak bandi,kenapa bapak harus pensiun?" Timpal bela.

"Bapak juga berat harus ninggalin kalian semua.tapi mau gimana lagi.usia bapak udah semakin menua?" ucap pak bandi sedih.

"Jangan lupain kita ya pak?" kali ini giliran Rika yang berbicara.

"Pasti,bapak gak bakal lupa sama kalian semua.ya udah kalau begitu Pertemuan kita sampai disini untuk selanjutnya pak Gilang yang melanjutkan?" Setelah berkata demikian pak Bandi segera keluar.semua pasang mata kini tertuju kepada pak Bandi yang keluar dari kelas.tidak lama Gilang kembali memfokuskan dirinya kepada para mahasiswa,mempersiapkan diri untuk perkenalan.

"Baik anak-anak.sebelum kita melanjutkan pelajaran.saya akan memperkenalkan diri saya terlebih dahulu.perkenalkan nama saya Gilang Aditya Pratama.kalian bisa panggil saya pak Gilang.dan seperti yang kalian tau saya mengajar tentang bisnis dan manajemen.ada pertanyaan?" Gilang memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertanya.

"Saya pak?" Seru salah satu mahasiswi di tengah.

"Ya,kamu mau tanya apa?"tanyanya.

"Bapak udah punya pacar belum?" Sontak saja pertanyaan itu membuat anak-anak yang lain bersorak.

"Kalau itu privasi?" Jawab Gilang singkat.

"ada lagi?" Gilang terus menatap mahasiswa disana.tidak lama ada lagi seorang yang mengacungkan tangan.

"Bapak ganteng banget.mau gak jadi suami saya?" Ucap orang itu.dan lagi-lagi terdengar suara sorakan.

Gilang menggelengkan kepalanya.dirinya tidak habis pikir.dari beberapa pertanyaan yang diajukan,tidak ada satupun yang berbobot.

"Mohon maaf.tapi untuk saat ini saya belum berminat akan hal itu?" Jawabannya lagi.

"Oke,sesi tanya jawabnya saya sudahi.saya akan mengabsen kalian satu persatu?" Gilang mengambil buku absen diatas meja.

"Bela?!"

"Saya pak!!"

"Gita?!"

"Saya pak!!"

"rika?!"

"Saya pak!!"

"Vania?!"

HENING

"Vania?!"

HENING

"VANIA LARISSA PUTRI!!"

Bela mengambil paksa buku yang sedari tadi menutupi wajah Vania."Nia,loe dipanggil tuh sama pak Gilang?" Ucap bela setengah berbisik.vania menaruh jari telunjuk di bibirnya,memberi kode kepada bela untuk diam.

"VANIA LARISSA PUTRI!!" terdengar lagi suara lantang Gilang memanggil Vania.namun kali ini lebih kencang dari sebelumnya,membuat Vania sedikit tersentak dan refleks menoleh ke arah Gilang.

"Eh,i-iya pak.saya?!" Jawab Vania sambil mengangkat tangan kanannya.Gilang menatap dingin Vania.

"kamu itu tuli ya!!..dari tadi saya panggil,kamu diam aja!! Ucap Gilang tegas.vania tertunduk takut,memainkan kedua ibu jarinya.

"maaf pak?" Cicit nya.

"Istirahat nanti kamu temui saya diruangan dosen?!" Titah laki-laki itu.

"Mati gue!!" Batin Vania.

"Paham tidak!!" Tegur Gilang saat melihat Vania hanya terdiam saja.

"Eh,i-iya pak?" Vania mengangguk paham.

================

Waktu istirahat tiba.seperti yang diperintahkan Gilang tadi Vania harus menemui dosen itu diruangannya.hhaaahh...vania sama sekali tidak menyangka bahwa Gilang,orang yang bertabrakan dengannya tadi pagi adalah dosen pengganti pak Bandi.

Kepala Vania terasa cenat-cenut mengingat sikap Gilang yang dingin dan galak kepadanya saat mengajar tadi.sepertinya mulai sekarang Vania harus menyetok rasa sabar yang banyak di dalam dirinya.

Andai saja tadi pagi Vania tidak berkata kasar kepada Gilang.mungkin semua ini tidak akan terjadi.tapi juga kalau dipikir-pikir lagi Gilang juga salah kepada dirinya.

Arrgghh..Vania menggelengkan kepalanya cepat.menghilangkan perdebatan di pikirannya perihal Gilang.

Vania melihat ruangan dosen tinggal beberapa langkah lagi.dia pun semakin mempercepat langkah kakinya menuju ruangan tersebut.

Tok tok tok

Vania mengetuk pintu.jantungnya semakin berdetak tidak karuan menatap pintu dihadapannya.

"Masuk?!" titah gilang dari dalam ruangan.

Sebelum membuka pintu Vania terlebih dahulu menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan,berusaha menenangkan diri.

"Permisi pak?" Ucap Vania lalu segera menghampiri Gilang.

"Ngapain kamu kesini,kamu gak kekantin?" Tanya gilang yang masih fokus pada laptop didepan nya.

"Lah Kan loe sendiri yang nyuruh gue buat nemuin loe tadi?!" batin Vania kesal.

Tidak,Vania tidak mau lagi tersulut emosi.dirinya harus tetap tenang.agar kata-kata kasarnya tadi pagi keluar lagi di sini.

"Kan pak Gilang yang nyuruh saya buat temuin bapak istirahat ini?" Jawabnya berusaha untuk tenang.

"Kapan saya nyuruh kamu?" Tanya gilang pura-pura lupa.terlihat laki-laki itu masih enggan menatap wajah Vania.

"waktu dikelas tadi??emang nya pak gilang nyuruh saya kesini buat apa??" Vania kembali melempar pertanyaan.

"Nggak ada" ucap Gilang dengan enteng,membuat Vania semakin kesal.

"Terus saya ngapain disini?" Kali ini Gilang memutuskan pandangannya dari laptop.lalu menoleh ke arah Vania.

"Ya mana saya tau?" Jawab Gilang santai.Oke,fix.dosennya benar-benar membuatnya darah tinggi.

"Sumpah?!pengen banget gue makan nih dosen?!nyebelin banget jadi orang?!" Gumam Vania.namun masih bisa didengar oleh Gilang.

"Ngomong apa kamu barusan?" Gilang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ah,enggak kok.saya gak ngomong apa-apa?" Elaknya sambil mengukir senyum palsu di wajahnya.

"Ya udah.kalau gitu kamu ngapain masih ada disini.cepat pergi?" Gilang mengibaskan tangannya,memberi kode kepada Vania untuk pergi dari ruangan.setelah itu dirinya kembali terfokus pada laptopnya.

Guys,,,ngejambak dosen itu dosa gak sih???ingin rasanya Vania menjambak dosen yang satu ini.

"Oke.saya pergi?" Dengan perasaan kesal Vania keluar dari ruangan tersebut.sementara Gilang yang melihat kekesalan Vania tersenyum puas.akhirnya dia berhasil balas dendam kepada mahasiswinya itu.

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience