Kesalahan - P1

Drama Series 591

Kring!!! Kring!!!

Dengan mata yang masih terpejam, ia meraih jam weker yang berisik itu.

Huft!

Kedua bola mata cantik itu masih enggan untuk terbuka, namun setelah sadar akan  kewajibannya ia langsung bangun dan menyandarkan badannya disandaran ranjang mengumpulkan nyawa.

Ya! 2 jam yang lalu ia baru saja terlelap setelah mengerjakan tugasnya sampai larut. Dan karena
jam weker yang selalu tepat waktu berbunyi pukul 3 dini hari itu, ia kembali terbangun.

Meskipun tugas menumpuk, ia tidak pernah absen beribadah malam disaat Allah turun ke bumi untuk menyaksikan hambanya.

Setelah melaksanakan shalat tahadjud, ia lanjutkan dengan melantunkan ayat suci Al-Qur'an sambil menunggu adzan shubuh berkumandang lalu melaksanakan shalat shubuh.

                              ************

Seorang wanita paruh baya terlihat sibuk berkutat di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga.

Ada rasa bersalah karena hari ini ia absen membantu sang mama membuat sarapan pagi.

"Pagi maa.." Sapaku.

"Pagi juga Ren" Jawab mama masih membelakangiku.

"Mama masak apa? maaf yaa Ren hari ini absen bantu mama masak" Ucap Ren mengerucutkan bibirnya.

"Iya, tidak apa-apa. Lagian mama juga bosan kalau setiap hari mama tinggal makan tidak melakukan apapun" Jawab mama,

"Ren tolong ambilkan piring dan tata di meja ya mama mau taruh makanannya sekarang.." Titah mama.

"Oke mom!" Jawabku.

Dan akupun langsung menuju lemari untuk mengambil beberapa piring untuk sarapan. Tapi tiba-tiba..

"Ren!!"

Aku tersentak mendengar mama teriak, akupun langsung berlari sambil membawa piring.

"Ada apa ma??" Kulihat mama baik-baik  saja tapi kenapa mama teriak? Apa yang terjadi?

Wajah mama terlihat bete, kuikuti arah mata mama yang melihat kearah meja dan hey! sepertinya mama kesal karena aku lupa menaruh tas dan bukuku disitu.

Aku cuma cengengesan , kutaruh piring yang ada ditanganku lalu mengambil barangku dan menaruhnya disofa.

"Kamu itu kebiasaan lupa Ren, masa tas sama buku kamu ikut makan juga sih?"

Ren hanya mmenggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hehe, maaf maa.."

"Tau nih si Ren, segitunya gak bisa lepas sama buku sampe diajak makan juga hahaha.." Kak Qia tiba-tiba muncul dari arah tangga dan ikut bergabung.

"Pagi mamaaa.." Ucapnya sambil memeluk mama.

"Pagi juga sayang, udah ah lepas. Ayo kita sarapan.." Ucap mama dibalas anggukan kami berdua.

"Papa mana ma? kok gak ikut sarapan?" Tanyaku heran, tidak biasanya papa tidak ada. Biasanya ia selalu ada meskipun hanya ikut gabung sebentar.

Wajah mama menegang, "Em,, papa belum pulang Ren. Sepertinya pertemuan dengan klien nya belum selesai" Jawab mama yang menurutku mencurigakan.

Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan oleh mama, tapi aku berusaha agar terlihat biasa saja. "Ohh begitu ya, padahal ada yang ingin aku bicarakan lho. Hmm.. mungkin nanti saja deh" Jawabku sambil menarik kursi dan duduk.

"Emang kamu mau bicara apa sama papa Ren?" Tanya kakakku kepo.

"Secret.." Jawabku singkat.

"Iihh dasar adik nyebelin, sekarang mulai rahasia rahasian gituu.. hm?"

"Ihh biarinlah seterah aku dong, lagian kakak kepo banget sama urusan aku.."

"Ihh aku kan--

"Cukup!" Ucapan mama berhasil membuat ocehan kakak beradik itu berhenti.

"Hentikan ocehan kalian yang tidak penting itu! Sekarang makan sarapannya.." Ucap mama tegas.

Kakak beradik itupun langsung mengambil sarapan dan memakannya. Tidak ada yang bersuara, semuanya fokus menghabiskan sarapannya.

"Astagfirullah!" Ucap Ren melepas sendoknya dan terbanting ke piring.

Mama dan kak Qia tersentak kaget, "Kenapa sih Ren? bikin kaget aja tau gak?!" Ucap kak Qia sebal.

"Aduh mama, Ren lupa kalau hari ini ada persentase Pak Tommy! Kayaknya Ren harus berangkat sekarang deh.." Ucap Ren langsung menghabiskan segelas susu strawberry nya lalu beranjak dan menghampiri mama.

"Maaf ma, Ren sarapan dikampus aja kayaknya. Gapapa kan?" Tanya Ren sambil nyengir berharap sang mama mengizinkannya.

Dan yuhuu! mama menganggukkan kepalanya.

"Yasudah, tapi pastikan kalau kamu benar-benar sarapan ya Ren.." Jawab mama mengizinkan.

"Siap mama, nanti Ren photo kalau Ren sarapan di kampus.. dah mama" Ucapku lalu mencium tangan dan kedua pipi mama.

Aku langsung mengambil tas beserta buku di sofa dan berlari menuju pintu, "Ren pergi dulu yaa, Assalammu'alaikum.." Ucapku ketika membuka pintu depan.

"Wa'alaikumussalam.. Hati-hati Ren!" teriak mereka dari dalam.

Kulihat mang Deni sudah stand by di samping mobilku, "Selamat pagi non.." sapanya sambil tersenyum.

"Pagi mang Deni!" jawabku sambil tersenyum juga.

"Berangkat sekarang non? tapi kenapa pagi pisan?" Tanyanya bingung.

Akupun tersenyum, "Iya nih mang ada persentasi jadi aku harus datang lebih awal, biar bisa diskusi sama teman-teman" Jelasku.

"Oh begitu? ya sudah atuh, mang buka gerbangnya.." Ucapnya sambil berlari membuka pintu gerbang.

Akupun langsung masuk kedalam mobil dan memasang sabuk pengaman, tapi saat kakiku akan menginjak gas seseorang mengetuk kaca.

Tok! Tok! Tok!

Aku mengkerutkan keningku,  Kak Qia? Kenapa? Lalu dia menggoyang goyangkan barang yang ada di telapak tangannya. Asaga! Ponselku!

Kuturunkan kaca mobil. "Ya ampun kak! Makasih banget, aku lupa!" Ucapku seraya  mengambil ponselku dari tangan kak Qia.

Kak Qia mendekatkan kepalanya ke jendela mobilku, "Kalau HP mu gak berisik, mana kakak tau Ren. Lagian kok bisa sih kamu lupa sama benda persegi panjang ini? Jaman sekarang jarang lho orang lupa sama benda ini. Kemana mana pasti benda ini ada, bahkan sampe ka kamar mandipun dibawa!"

Aku tertawa kecil, "Haha, kalau itu sih kakak yang sampe ke kamar mandipun tetap dibawa.." Ucapku sambil tertawa.

Kak Qia mendesis kesal, "Enak aja! jangan jangan kamu suka intipin kakak ya! Astaga! Kamu itu keterlaluaaaan... aaa ternyata adikku mesuk sekali..!!" Ucapnya berdrama ria.

Ren memutar bola matanya malas, "Udah ah, kakak ini selalu ganggu aku. Udah telat nih, dadah.." Ucapku memotong pembicaraan.

"Eiitss tunggu..!" Ucapnya menahan kaca mobilku.

"Apa?" Tanyaku.

Cup!

"Mwahh, dadaah my little sister.." Ucapnya sumringah.

"Ihh apaan sih kak! main cium cium aja! " Ucapku kesal.

"Udah sana.. nanti telat" Ucapnya watados (wajah tanpa dosa).

Aku langsung menjalankan mobilku, dan keluar gerbang.

"Makasiih mang Denii..." Teriakku.

"Iya non! Hati-hati.." Jawab mang Deni.

Kulihat dari kaca spion, kak Qia berlari keluar.

"Hati-hati adikku sayang! Semoga persentase nya lancar ya!" Teriaknya.

Ishh, Dasar tak tahu malu! sepagi ini dia teriak teriak gak ngerasa gangguin tetangga apa? Mamaa, kok bisa aku punya kakak begitu. -_-

Meskipun aku malu, tapi aku tetap menjawabnya dengan melambaikan tangan lewat jendela mobil.

Drrt! Drrt!

Kupelankan laju mobilku, kuraih ponselku yang bergetar, kulihat lampu notifikasi terus kelap kelip. Aku mendengus kesal, ini orang gak waras apa? kirim pesan sebanyak ini.

You have 264 messages and 67 missed calls

Sepagi ini kirim pesan sebanyak itu? gak pegel emang tangannya!

Gak kakak, gak teman.. dua duanya sama sama lebay!

Baru saja aku membuka password, temannya langsung muncul dilayar. Dan akupun menggeser icon hijau,

"Apas sih Ning, gak usah lebay deh. Kirim pesan sampe 200 plus plus begitu, sabar bisa gak sih? lagian masih ada waktu 2 jam untuk nyiapin persentasenya. Ini aku lagi otw kampus,  jalanan gak rame juga jadi Insyaallah cepet sampenya" Ucapku tanpa memberi kesempatan Ning menjawab.

"Ma..maaf,"

Ckkttt!

Aku menginjak rem  mendadak! Tunggu! Siapa ini? Kulihat layar ponselku, ini memang Ning bahkan dilayar ponselku terpampang foto alay nya.

Tapi.. ini bukan suara Ning.

Ini suara laki-laki.. apa yang terjadi? Ning kemana?

Enjoy read it

Bandung, 2 Agustus 2018
06.41 PM

Salam Manis

Nahkaa

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience