Duaaaaaargthg....
Terjadi tabrakan maut di jalan raya kota Pontianak, kecelakaan maut itu membuat aku harus operasi, karena kaki,tangan dan tulang belakang ku patah. Ntah berape banyak dana yang di keluarkan untuk pengobatan ku.
Selama 2 minggu aku harus berada di ICU, keluarga, sanak saudara, sudah pada kumpul semua nya, mungkin mengira nyawaku sudah tidak lama lagi. Banyak Isak tangis yang ku dengar sangat memilukan hati ku, kala ini yang terlintas di benak ku mungkin ajalku sudah dekat ??. Rasa sesak napas mulai kurasakan, tubuh ku terasa sangat dingin, tubuh ku serasa di nyeri sekali. Ya Tuhan kenapa ini sakit sekali, perut ku mulai mual, dan aku muntah lagi, semuanya pada panik, terutama suami ku yang selalu setia menemani ku.
Ibu ku begitu mengkhawatirkan ku, setiap dokter datang merawatmu, ibu ku selalu bilang tolong dok , selamat kan anakku, kasian Dok....anak anak nya masih kecil, berikan pengolahan terbaik ??.
Ya Tuhan aku merasa begitu berdosa pada suami dan ibu ku, karena selama aku sehat aku mengira mereka tidak menyayangi ku????.
Suami ku yang kukira bukan suami yang baik dan tidak bertanggung jawab itu yang selalu terpatri dalam pikiran ku. Kebencian ku sudah menyemat di hati ku.
Aku tidak menyangka di saat aku benar benar tidak berdaya, di situ lah kasih sayang dan tanggung jawab nya sangat terasa oleh ku, setiap saat tubuh ini di pijit, selalu di tanya mana yang sakit dek.... tubuh ini selalu di lap dengan kain basah agar aku tetap segar.
Dalam satu hari entah berapa kali suami ku selalu berucap, aku sayang kamu dek...anak anak juga... cepat sembuh ya... begitu selalu yang keluar dari lisan suami ku, aku gak bisa hidup sendiri ??, anak anak juga sangat membutuhkan mu??. Hati ku sangat hancur di saat suami ku berucap demikian ??, Aku merasa bersalah karena selama ini aku mengira suami ku tidak menyayangi ku??.
Semua keluarga pada menjenguk ku, saudara yang tinggal jauh juga pada datang, yang kurasakan saat itu hanya lah lemah, lemas, terasa sangat tidak berdaya, seluruh anggota badanku terasa remuk, seperti di tumbuk tumbuk, kaki, tangan gak bisa bergerak. Aku tau alat apa yang begitu banyak menempel di tubuh ini, dari perut,jari tangan. Penuh dengan alat bantu. Infus darah, infus obat.
Setiap hari pagi siang sore malam, aku menyaksikan orang-orang meninggal di sebelah ku. Isak tangis keluarga mereka makin membuat aku merasa bahwa hidup ku gak akan lama lagi. Tinggal menunggu giliran saja, aku sudah pasrah ??. Apalagi aku merasa tubuh ini sudah tidak bisa di gerakkan lagi, rasa nya untuk hidup pun aku sudah tidak punya keinginan ??. Namun perasaan sedihku tidak pernah ku ungkapkan di depan semua orang, termasuk suami ku. Aku tetap berusaha tersenyum. Aku tidak ingin mereka tambah susah, tambah sedih, aku tidak mau itu.
Dua orang ...dua orang saja yang boleh masuk ke ruang ICU, mereka hanya memandang, begitu juga dengan diri, hanya tersenyum... mereka mungkin mau ngomong juga gak ngerti, mau ngomong apa, begitu juga aku hanya tersenyum, aku gak banyak bicara saat sakit. Karena memang rasanya gak ada yang mau di bicarakan. Aku hanya berpikir biar lah sakit ini aku yang merasa kannya dan orang tidak perlu tau.
Saat ibu masuk ke ruang ICU ,ibu ku ngomong sabar Rin... Kamu pasti sembuh, kamu sudah di tangani oleh dokter dokter hebat, jangan bersedih, ucap ibu ku, padahal air mata ibu ku mengalir begitu deras. Aku tau ucapan nya hanya lah sebuah kebohongan, hanya tuk menghibur ku....lalu kukatakan pada ibu ku, iya ...ibu jangan sedih, aku sudah sehat ini??...kami sama sama bohong.
Kaki ini terasa panas dingin, serasa ada sensasi yang tidak bisa di lukiskan, seperti luka bakar, tapi ku tahan sakit ini,agar orang orang gak panik. Tapi semakin ku tahan sakit menjalar ke badan....rasa sangat ngilu, dan akhirnya aku pun menangisi karena saking sakit nya. Akhirnya perawat memberikan obat lewat suntikan di infus. Seketika sakit itu hilang dan aku pun tertidur.
Di luar ruang ICU
Saudara ku, saudara suami, sepupu ku, sepupu suami, sahabat dekat, teman kerja , semuanya datang berkumpul di RS Kota Pontianak.
Suami ( Rinto)
Saat jam kerja, tiba tiba hp berbunyi,dan yang menelponnya nomer yang tidak di kenal, siapa lagi ini yang menelpon, dalam hatiku merungut, tapi sudah lah lebih baik kuangkat telpon ini, mana tau penting. Akhirnya ku angkat telpon dari nomer yang tidak ku kenal, tapi alangkah terkejutnya aku mendengar berita kalau istri ku kecelakaan, hati ku begitu panik, kacau, galau, yang ada di pikiran ku, gimana kalau sampai tabrakan nya parah, ya Tuhan, tubuh ku terasa lemas sekali, aku pun pamit pada teman ku tuk pulang. Teman ku berkata ,ada apa pak Rinto, kok wajah nya pucat sekali, gak banyak basa basi lagi ,aku langsung bilang istri ku kecelakaan. Semua pada diam, mungkin juga bingung harus berkata apa, akhirnya tiba tiba ada atasan masuk ruangan, sabar ya Pak Rinto, pulang lah, jangan kamu pikir kan kerjaan di sini, gaji mu tetap saya kasih full.
Tapi aku masih bingung dan bungkam, rasanya dunia ini runtuh.... apalagi saat di beri tau kalau kondisi istri ku parah, dan sedang berada di ICU. Aku harus kuat ,aku harus kuat ,aku harus kuat, aku harus kuat demi keluarga ku. Akhirnya aku pamit, dan sebelum aku meluncur ke kota Pontianak, aku mengambil baju dan keperluan lainnya di mess tempat ku tinggal. Di dalam perjalanan ibu mertua ku menelpon akan segera di ambil tindakan operasi, apakah nak Rinto mengizinkan, langsung saya jawab lakukan yang terbaik untuk istri ku..... Karena jarak tempuh antara mau ke Kota Pontianak memakan waktu 5 jam perjalanan. Aku dan istriku LDR an , aku bekerja di kebun kelapa sawit sebagai staf biasa, yang gaji hanya nya UMR. Tapi aku bersyukur istri ku yang pandai mencari uang, jadi aku tidak pusing memikirkan biaya hidup nya. Aku hanya memberi nya uang ala kadarnya, aku sangat jarang pulang, pulang 3 bulan sekali ,2 bulan sekali. Saat pulang saja aku memberi nya uang, itu pun tidak banyak , hanya berkisar 4 ratus/ 5 ratus saja. Dan istri ku tidak pernah protes, dia hanya bilang terima kasih.... bukan kah aku sangat beruntung punya istri yang tidak banyak menuntut. Istri ku orang nya sangat sederhana, penampilan sederhananya, sangat pandai mengelola keuangan, setiap kali pulang ke rumah istri ku selalu mengajakku belanja , membeli alat alat rumah, dan saat di rumah selalu istri bilang, di beliin Abang Rinto, tentu saja aku sangat bangga dengan istri ku ini, walaupun belanja pakai uang nya, selalu di cerita kan pakai uang ku. Makanya aku sangat sayang pada istri ku.
Kami yang masih tinggal serumah dengan orang tua istri ku, menyebabkan ku sangat ingin sekali segera mempunyai hunian sendiri, sehingga uang ku hasil bekerja hanya ku tabung tuk masa depan kami. Awalnya istri ku protes saat kami harus LDR, tapi aku kekeh ingin bekerja diluar kota, yang punya penghasilan tetap. Tapi karena tipe istri ku yang tidak pembangkang akhirnya mengiya kan saja, walaupun aku tau istri ku tidak setuju.
Bertahun tahun kami LDR, aku lihat istri ku semakin mandiri. Tidak pernah menanyakan gaji ku berapa, uang simpanan ku berapa, seolah olah dia tidak perduli lagi. Terakhir sebelum kecelakaan aku hanya menitipkan uang 100 rb, walaupun muka nya kecut menerima nya ,tapi istri ku tidak protes, itu lah yang ku suka dengan istri ku. Dia adalah istri gak pernah menuntut,dan pandai melawan kata kata ku.
Tapi setelah istri ku kecelakaan,aku merasa sangat bersalah pada istri ku??, bagaimana kalau sampai ajal menjemput nya, padahal selama ini aku belum menjadi suami yang baik untuk nya, bahkan nafkah lahir batin aku tidak penuhi selama ini. Aku merasa sangat bersalah, sangat bodoh, kenapa menyia yiakan istri ku, yang cantik dan baik hati demi keegoisan ku membangun rumah impian.
Kalau lah terjadi apa apa dengan istri ku, bagaimana aku ingin mempertanggung jawabkan nya di hadapan Allah ??. Selama ini aku bukan suami yang baik, nafkah lahir batin ku abaikan. Ya Allah panjang kan lah umur istri ku, apapun keadaan nya akan ku terima, aku hany ingin menebus rasa bersalah ku pada nya??????.
Setelah 5 jam perjalanan , sampai lah aku di RS , dan operasi nya belum juga selesai. Orang orang yang menunggu pada tegang, satu pun gak ada yang bicara, ingin ku nyalakan rokokku, untuk menghilangkan kegelisahan ini, tapi tiba tiba mata ku memandang di dinding, di larang merokok.
Ya Allah aku benar benar panik, akhirnya aku pamit dengan saudara istri klu aku mau ke surau RS...
Aku yang sebenarnya bukan lah orang yang rajin beribadah, walau shalat ,tapi tidak tiap waktu.
Aku sholat pas aku mau aja. Tapi saat ini aku sangat butuh ketenangan, sangat butuh keajaiban dari Allah, aku ingin istri ku selamat.
Share this novel
test_account