di rumah Tengku Adrian sudah menunggu kepulangan Isteri dan Anaknya tetapi sudah berjam-jam ia menunggu tapi tetap tidak nampak kelibat mereka , hatinya mula risau kalau diikut isterinya dan anaknya sudah sampai ke rumah daripadanya .
Dia cuba menelefon isterinya tapi tetap tidak dapat dihubungi sudah masuk 30kali tapi tetap tidak dapat , lalu dia menelefon Neyli tapi tetap sama tidak dapat dihubungi .
kali ini dia cuba Anaknya Emielda alhamdulillah dapat dihubungi , dia berharap Emielda mengangkat panggilanya tapi Emielda tidak mengangkatnya .
Dia mencuba lagi dia tidak berputus asa dan akhirnya Emielda menyambut panggilannya .
"Emiel dengan ibu dekat mana sekarang sayang " kata tengku Adrian Syah .
" jangan kacau kitorang kami nak cari ketenangan , harap faham assalamualaikum " Emiel terus menamatkan panggilan itu .
Baru sahaja Tengku Adrian Syah ingin menjawab tapi Emiel terlebih dahalu mematikan panggilan itu .
Tengku Adrian Syah mengeluh dia tidak tahu dimana mahu mencari isteri dan anak kembarnya , dia sungguh menyesal .
Bila mengingati Saat isterinya merenungnya dengan pandangan sayu dan mengingati saat menampar anaknya Emielda Cassandra dia berasa sangat bersalah dan menyesal , tiba-tiba air mata jantannya jatuh ke pipi .
Ibu tidak membawa kami balik ke rumah malahan ibu membawa kami pulang ke rumah Atok dan nenek , aku dan Neyli faham keadaan ibu.
Ibu memerlukan ketenangan , ibu tidak ingin lari daripada masalah tapi buat masa sekarang dia perlukan ketenangan .
Wanita mana yang tidak bersedih apabila melihat suaminya bermesra dengan seorang wanita berpegang tangan sambil bergelak tawa bagaikan suami isteri yang bahagia .
Sesampai di rumah atok dan nenek, kami turun daripada kereta dan menekan lonceng rumah .
Ting tong! Assalamualaikum
Ting tong! Assalamualaikum
Ting tong! Assalamualaikum Mak Ayah
Badriah ni .
" Waalaikumsalam eh anak aku Badriah ya Allah bertuah punya anak , nak balik tak bagitau " kata puan Maya lalu memeluk anak tunggalnya Badriah .
"Mak apa khabar Badriah rindu mak mana ayah? " soal tengku Badriah .
"alhamdulillah sihat ada ah dekat dalam masuklah " kata nenek Maya.
Lalu matanya beralih memandang cucu-cucu nya , Dia tersenyum lalu memeluk cucunya .
" cucu -cucu nenek yang Cantik dan comel rindunya mai sini Nenek nak peluk -peluk " kata orang tua yang separuh umur itu .
Emielda dan Neyli tergelak melihat telatah Nenek mereka , mereka juga membalas pelukan Nenek Maya dengan erat .
Sudah lama mereka tidak pulang ke rumah Atok dan nenek mereka , sudah pasti orang tua ini merindukan mereka hingga memeluk mereka bagaikan tidak ingin dilepaskan .
"sudah -sudah lah neneknya oii peluk budak-budak tu kang tak bernafas cucu saya " kata Atok haji Naim .
Tengku Badriah terus menyalami tangan Ayahnya dan memeluknya rindu sungguh dia dengan kedua orang tuanya .
"ishh abang ni biarlah , kalau jeles cakap " kata nenek Maya .
"memanglah jeles Abang pun nak juga peluk cucu -cucu abang " kata Atok haji Naim sambil menjeling manja Nenek Maya .
" Cucuk mata tu kang , dah jom Badriah masuk rumah " kata nenek Maya .
Tengku Badriah , Emielda dan Neyli ketawa melihat pergaduhan manja antara dua orang tua itu .
" Rindunya Atok dengan korang dah besar panjang dah " kata Atok haji Naim lalu memeluk cucunya .
" kitorang pun rindu Atok , rindu sangat-sangat muah " kata Emielda dan Neyli serentak .
" Amboi Atok ja ke rindu Nenek tak " laung nenek dari dalam rumah , amboi telinga nenek Maya ni tajam sangat .
" sudah tentu Emielda dan Neyli rindu Nenek juga " laung mereka dari luar .
"Atoknya kenapa tak bagi masuk cucu kita tu ah? Nak suruh jadi patung cendana ke dekat pintu tu " kata nenek Maya sambil memandang Atok Haji Naim .
" eh lupa , masuk cucu - cucu Atok jangan malu -malu anggap macam rumah sendirinya , tapi jual rumah ni janganlah pula ya hahaha" kata Atok Haji Naim kepada cucu-cucunya sambil membuat lawak .
Emielda dan Neyli ketawa mendengar lawakan Atok Haji Naim lalu masuk ke dalam rumah .
"baiklah tuan Haji Naim kami akan buat rumah ni macam rumah kitorang tapi tidak menjualnya jangan risau ya " kata Neyli sambil membuat lawak .
Emielda hanya ketawa melihat atok dan adiknya melawak .
Nenek Maya dan Tengku Badriah hanya mengelengkan kepala .
Share this novel