Jam 19:30 wib Gilang baru pulang kerumahnya.setelah menjalani beberapa aktivitas padat pada hari ini,Gilang hanya menginginkan satu hal,yaitu istirahat.
"Assalamualaikum...?!" Seru Gilang ketika memasuki rumah kediamannya.
"Wa'alaikum salam?" Balas sang bunda.
Gilang tersenyum lalu segera mencium punggung tangan ibu Hanna.
"Kok telat nak?" Tanya sang bunda.
"Iya Bun,maaf.tadi banyak kerjaan kantor yang harus aku selesaikan hari ini?" Jawabnya.
Raut kelelahan terlihat jelas di wajah Gilang membuat sang bunda sedikit khawatir dengan kondisi tubuh Gilang.
"ingat pesan bunda nak,jangan terlalu diforsir.kamu kan juga manusia.butuh istirahat.bunda gak mau loh kalau kamu jatuh sakit karena kelelahan?" Ucapnya.
"Iya bunda ku sayang...ya udah kalau gitu aku kekamar dulu ya,mau mandi?" Ibu Hanna mengangguk paham kemudian membiarkan sang anak berjalan menuju kamar.
Dari arah ruang keluarga pak Gunawan berjalan menghampiri sang istri.
"Gilang udah pulang Bun?" Tanyanya.
"Udah,yah.kenapa??" Ibu Hanna balik bertanya.
"Gak apa-apa.oh ya,bunda udah bilang kalau nanti Raisa dan keluarganya mau datang kesini?" Ibu Hanna menggelengkan kepalanya.
"Belum yah.nanti bunda kasih tau Gilang?" Jawabnya.
"Oke.tapi bunda jangan sampai lupa bilang ke Gilang ya?" Ibu Hanna langsung meng iya kan perkataan tersebut kemudian berjalan kearah dapur untuk menyiapkan jamuan yang akan dia hidangkan nanti.
=================
Gilang memasuki kamar miliknya,setelah membuka jas yang dia dikenakan anak itu pun langsung menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya.
"Aahh!!!...lelahnya...!!" Ucap Gilang lalu memejamkan kedua matanya.
Namun beberapa saat kemudian kedua mata Gilang kembali terbuka,dirinya teringat akan pesan WhatsApp dari Vania yang belum sempat dia baca sewaktu perjalanan pulang tadi.
Buru-buru Gilang merogoh saku celananya lalu mengambil ponsel android berwarna hitam miliknya.
From : vania,
"Pak,saya ke cafe mama.mau belajar kelompok sama yang lain."
Gilang tersenyum setelah membaca pesan dari sang kekasih.tidak lama kemudian ibu jari Gilang bergerak membalas pesan Vania.
Me,
"Iya,semangat belajarnya sayang ?."
Send
Selesai mengirim pesan kepada Vania Gilang segera membangkitkan tubuhnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
===================
Dicafe Vania beserta ketiga sahabatnya tengah belajar kelompok.vania dan Rika tengah sibuk mencari jawaban dibuku pelajaran mereka,sementara Gita dan bela sibuk menscroll layar hp mereka mencari jawaban di Google.
Ditengah kesibukan mereka tiba-tiba saja terdengar sebuah notifikasi pesan WhatsApp masuk di hp Vania.
Dengan sedikit melirik Vania melihat notifikasi tersebut.setelah mengetahui pesan itu dari Gilang,Vania pun segera mengambil hpnya.
From : Gilang,
"Iya,semangat belajarnya sayang ?."
Melihat emoticon cium dari pesan Gilang seketika membuat gadis itu tersenyum-senyum sendiri.
"Kenapa loe senyum-senyum gitu?" Tanya bela.mendengar akan hal itu secara bersamaan Gita dan Rika langsung mengarahkan pandangannya ke arah Vania.
"kepo?" Jawab Vania lalu segera membalas pesan Gilang.
Me,
"Siap 86 bapak dosen gantengku ?."
Send
Vania kembali tersenyum ketika melihat pesan yang dikirimnya kepada Gilang dengan emoticon cium.sama seperti emoticon yang Gilang kirim kepada dirinya.
*WhatsApp dari pak Gilang ya?" Tanya bela lagi.
Vania tersenyum lalu mengangguk pelan setelah itu dirinya menaruh kembali hp miliknya ke atas meja.
Bela,Gita dan Rika saling melempar pandangan,seakan ada sesuatu hal yang ingin mereka sampaikan.
"Kalian bertiga kenapa?" Tanya Vania sambil menatap satu persatu wajah sahabatnya.
Rika dan Gita memberi kode kepada bela untuk berbicara.melihat hal itu Vania pun langsung memfokuskan diri menatap bela.
"Nia,gue boleh tanya sesuatu sama loe?" Ucap bela.
"Boleh,loe mau tanya apa?" Balas Vania.
"Mmmm.... sebenernya perasaan loe sama pak Gilang itu gimana sih??maksud gue...kan loe waktu itu bilang ke kita kalau loe belum sepenuhnya cinta sama pak Gilang?" Mendengarkan hal tersebut membuat Vania terdiam sejenak.pikirannya sesaat tertuju pada ucapannya kepada Gilang sewaktu dirumah sakit.
"Nia?!" Tegur Rika.
"Eh,iya?" Ucap Vania sedikit terkejut.
"Kok loe malah bengong sih?" Ucap Gita.
"Mmm...soal itu gue juga gak tau?" Seketika Gita ,bela,Rika menatap Vania kebingungan.
"Maksud loe gak tau?" Desak bela penasaran.
"Ya...ya gue sih nyaman-nyaman aja sama pak gilang.kalau dibilang cinta,ya gue udah ngerasa cinta sama dia.cuma..." Vania menggantungkan ucapannya.
"Cuma apa?" Desak bela lagi.
Vania menatap fokus satu persatu sahabatnya.
"Kalian bertiga kan tau kalau gue dulu putus sama Dion karena ap-"
"Jangan bilang kalo loe masih ragu sama cintanya pak Gilang?" Potong Gita.
Vania terdiam lagi namun beberapa detik kemudian dirinya menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Nia,kita tau kok.hati loe itu masih sakit atas perbuatan Dion dan cabe-cabeannya itu.tapi bukan berarti semua laki-laki itu sama?" Ucap Rika yang langsung di benarkan oleh bela dan Gita.
"Kalo gue liat-liat pak Gilang itu beneran tulus cinta sama loe?" Lagi-lagi bela dan Gita membenarkan perkataan Rika.
"Kok loe bisa seyakin itu?" Tanya Vania yang masih menatap fokus ketiga sahabatnya itu.
"Karena kita bertiga udah survei pak Gilang?" Kali ini bela yang menjawab.
"Survei?" Ucap Vania
"Yes...asal loe tau,pak Gilang itu dari dulu gak pernah kesentuh cewe mana pun.jangankan jalan, dideketin mahasiswi di kampus kita aja tuh dosen kulkas dua pintu langsung ngindar.tapi apa sekarang,dia malah mau jadi pacar loe?" Jelas bela.
"Ho-oh?!" Ucap Gita,Rika,secara bersamaan.
"Dan asal loe tau juga nia.kita bertiga itu sering nangkep basah pak Gilang curi pandang ke loe,sebelum kalian jadian?" Tambah Rika.
"Cuma loe Nia,cewe yang berhasil narik perhatian dia?" Jelas bela lagi.
"Dan satu lagi,dia juga kan yang jadi penolong loe disaat loe hampir diperkosa sama Dion?" Lanjut bela lagi.
Vania terbelalak mendengar perkataan terakhir dari bela.
"L-Loe tau soal itu ?" Tanya Vania.
"Ya,kita udah tau semuanya nia.Pak Gilang yang cerita sama kita.dan dia juga minta tolong ke kita bertiga buat ngelindungin loe dari Dion disaat dia gak bisa jagain loe di kampus.kenapa loe gak cerita sama kita soal darurat kayak gitu hm???loe udah gak nganggap kita sahabat loe lagi??" Vania langsung menundukkan kepalanya.
"Sorry, bukannya gue gak mau cerita ke kalian.gue cuma gak mau kalian jadi khawatir aja?" Jelasnya.
"Sekarang gini aja deh.kalo loe masih ragu sama cintanya pak Gilang,mending loe putusin pak Gilang sekarang?" Ucap Rika yang berhasil membuat Vania dan yang lainnya terkejut.
"Dari pada loe gantung cintanya pak gilang??" Lanjutnya.
"Ada benernya juga sih yang dibilang Rika?ya,,,kalo loe emang ngerasa loe gak cinta sama tuh dosen mending putusin aja.dari pada nyakitin hatinya dia??tapi...kalo loe benar-benar cinta sepenuhnya sama dia mending loe cepet ungkapin perasaan loe itu sekarang juga.?" Ucap Gita
"Iya Nia,mending loe ambil keputusan sekarang juga.putusin dia atau loe jujur tentang perasaan loe,kalo loe itu udah benar-benar cinta sama pak Gilang.inget Nia,yang mau sama pak Gilang itu banyak.jangan sampai karena sikap loe yang gantungin perasaan dia,dia jadi pindah ke lain hati?" Tambah bela.
Vania terdiam memikirkan saran dari para sahabatnya itu.semua yang dikatakan oleh bela,Gita,dan Rika ada benarnya.dia tidak boleh se egois ini.bagaimana pun juga Gilang itu punya hati yang harus dia hargai.
Tanpa mengulur waktu lagi Vania langsung mengambil handphone nya lalu mengirimkan chat kepada Gilang.
Me,
"Pak,bisa kita ketemuan sekarang?ada hal yang ingin saya sampaikan malam ini?"
Send
====================
Gilang baru saja keluar dari kamar mandi.dengan handuk putih yang melilit di pinggang,Gilang berjalan menuju ranjangnya.
Dddrrrttt
Melihat hp nya bergetar Gilang segera duduk di tepi ranjang dan mengambil hp miliknya yang ada di atas nakas.
From : vania,
"Pak,bisa kita ketemuan sekarang?ada hal yang ingin saya sampaikan malam ini?"
Kedua alis Gilang tertaut,dalam hatinya bertanya.hal apa yang ingin dibicarakan oleh Vania sehingga memintanya untuk bertemu mendadak malam ini.
Baru saja Gilang ingin membalas chat dari Vania tapi tiba-tiba saja terdengar suara pintu kamar diketuk dari luar.
"Siapa?" Seru Gilang.
"Bunda nak?" Jawab ibu Hanna dari luar kamar Gilang.
"Sebentar Bun,Gilang pakai baju dulu?" Serunya lagi.
Dengan cepat Gilang beranjak dari ranjangnya dan mengambil pakaiannya didalam lemari.setelah selesai berpakaian Gilang langsung membukakan pintu kamarnya untuk sang bunda.
"Kenapa Bun?" Tanyanya.
"Bunda cuma mau bilang aja,kamu jangan kemana-mana ya.malam ini ayah sama bunda mau kedatangan tamu.dan kamu harus temenin ayah sama bunda?" Jelasnya.
"Tamu??" Ulang Gilang.
"Iya,?" Jawabnya lagi dengan sedikit anggukan kepala.
"Tapi Bun,aku mau-"
"Gak ada tapi-tapian.pokoknya bunda mau kamu jangan kemana-mana malam ini?!" Setelah berbicara seperti itu ibu Hanna pun langsung pergi meninggalkan kamar sang anak.
Seketika Gilang dibuat galau,satu sisi dia harus menuruti perkataan ibundanya tapi disisi lain dirinya juga tidak enak hati karena tidak bisa menerima ajakan Vania untuk bertemu malam ini.
Me,
"Maaf Vania,bukan saya gak mau ketemu kamu.tapi saya ada urusan malam ini.kita bicarakan besok ya?"
Send
Share this novel