Ini pasti berkat doa istri ku, sehingga akhirnya aku bisa kerja kantoran. Walaupun bergaji UMR aku sudah sangat bersyukur, dari pada aku jadi kuli bangunan.
" Rin ... Rin" gegas Rinto memanggil istrinya sambil berjalan mencari keberadaan istri nya, ternyata istri nya sedang memasak di dapur.
" Ada apa bang, keliatan senang sekali" jawab istri istri Rinto, karena melihat Rinto yang tertawa bahagia dengan wajah berbinar.
" Abang di terima kerja di PT Wilmar... yang bergerak di bidang perkebunan Rin. Di kota ini mereka punya perkantoran pemasaran nya, yang kemaren Abang bikin lamaran nya, kamu ingat kan Rin ?" , jelas Rinto pada istri nya
" Masyaaallah, Alhamdulillah, wasyukurillah, Allahuakbar..... terimakasih ya Allah, akhirnya suami ku dapat pekerjaan tetap, semoga berkah ya bang", ucap panjang lebar Rina, yang begitu bahagia mendengar kabar suami nya dapat pekerjaan.
." Aamiin... aamiin.... aamiin", jawab Rinto.
" Kapan mulai masuk bang ", tanya Rina.
" Besok", jawab Rinto kembali.
" Seperti nya , habis masak ini ,kita harus segera makan, setelah itu kita cari baju kemeja untuk Abang pergi ke kantor besok ", jelas Rina.
"Ok ...siap " jawab Rinto dengan tawa yang pecah.
" Sebaiknya kita kabar kan berita bahagia ini ke ayah dan ibu" jelas Rinto.
"Ya harus, cepat gih buruan kasih tau, aku masih sibuk di dapur ni, pengen cepat cepat nyelesaian tugas ibu negara di bidang perdapuran", jelas Rina dengan ketawa nya yang manis, yang selalu bikin Jantung Rinto klepek klepek.
Akhirnya Rinto menuju kamar ayah.
" Ayah Rinto ada kabar bahagia untuk ayah", kata Rinto sambil memijit kaki ayah nya.
" Kabar bahagia apa Rinto", tanya ayah.
" Rinto di terima kerja kantoran yah", jawab Rinto lalu mencium tangan ayahnya.
" Ayah doain Rinto ya, agar Rinto di mudahkan melakukan pekerjaan yang di tugaskan buat Rinto", jawab Rinto kembali.
" Ayah akan selalu mendoakan Rinto", jawab ayah sambil tersenyum.
ibu sedang tidak di rumah, tadi pamitnya mau pergi ke rumah kak Kinan, lagi kangen cucu nya katanya.
Kak Kinan itu memang jarang main kerumah ini, alasan nya sibuk, maklumlah wanita sosialita, tak ada duit banyak gaya, begitu lah Lastri selalu mengoloknya.
Dulu waktu ayah belum sakit dan belum pensiun, kak Kinan kak Kinan lebih sering ke sini, itu pun karena mau minjam uang, ntar gajian di bayar , itulah selalu alasan nya. Tapi kata ibu, Kinan kalau minjam uang minjam sepuluh kali bayar hanya 5 kali hehehehe.
Sekarang semenjak ibu gak punya uang lagi , Kak Kinan jarang sekali kerumah.
Ah sudahlah ....aku tidak boleh suuzon, mungkin memang lagi sibuk beneran.
" Terimakasih ayah doa nya" ucap Rinto pada ayah sambil memijit kaki nya.
Lalu Rinto pun berlalu mendekati istri nya. Rinto bantu istri ku agar cepat selesai.
Begitu selesai Rinto mengajak istrinya ke kamar.
" Alhamdulillah sudah selesai" teriak Rinto yang membikin istri nya terkejut.
" Apa apaan sih Abang ini, bikin aku terkejut aja", ucap Rina sambil mengusap dada.
" Karena tugas negara di dapur sudah selesai, sekarang kita ke kamar, menyelesaikan tugas negara di sana", bisik Rinto pada istri nya.
" Tugas apa lagi di kamar bang", jawab Rina tidak.
Tanpa menjawab pertanyaan Rina, Rinto langsung menggendong istri nya ke kamar
Hari ini menggendong Rina rasanya begitu ringan , seperti membawa bantal guling saja.
" Iiih apaan sih Abang ini, ntar ada yang liat malu tu", bisik Rina dengan wajah merah merona.
" Gak ada yang liat sayang, di rumah ini hanya kita berdua sekarang", bisik Rinto pada istri nya, yang cukup membuat jantung Rina berdegup kencang.
Semakin memasuki area peraduan perasaan Rina semakin tidak karuan, padahal ini bukan lah hal yang pertama kali mereka lakukan.
Rinto mengunci kamar, tiba tiba membuka baju nya, celana nya.
" Sayang... ayo lah kita bercinta siang ini...Abang ingin merayakan kebahagiaan kita di ranjang ini, bisik Rinto pada istri nya.
" Abang ini masih siang lho" bisik suara Rina bergetar, ada getar birahi terdengar dari suaranya.
" Siang juga gak apa apa sayang", balas Rinto lalu mencumbui istri nya.
Tidak ada penolakan dari Rina, karena Rina juga menginginkan nya.
Akhirnya mereka melakukan nya di atas peraduan.
Setelah beberapa tahun menikah, namun cinta mereka, gairah mereka tidak berubah, masih layak nya pengantin baru saja. Itulah alasan kenapa Rinto dan Rina masih selalu saling menyayangi dan mencintai.
" Sayang terima kasih semua nya, karena telah ..." ucap Rinto terputus, karena mulut nya di tutup dengan jari Rina.
" Aku juga selalu mengingatkan ini ", jawab Rina dengan senyuman.
" Ayo kita mandi bersama", goda Rinto pada istri nya.
" Gak ah... yang ada di kamar mandi bukan nya mandi , tapi malah minta itu lagi", jawab Rina dengan manyun.
Karena beberapa kali waktu mandi bersama ,aku malah makin bergairah bercinta dengan istri ku.
Istri ku , tidak pernah menolak saat ku ajak bercinta, seperti nya istri ku juga selalu ada gairah apabila bersamaku.
Lalu istri ku beranjak, dari peraduan , tentu saja ingin mandi junub.... hehehehe.
Itulah enak nya punya istri, kapan saja mau bisa. , gak perlu nahan nahan kalau lagi ingin.
Tuk para bujangan berumur, ayo cepat menikah...
Nikmat menikah itu luar biasa. Selain nafsu biologis tersalurkan , dapat pahala pula.
Makan di masakkan, baju di cuci kan , kalau ada masalah dapat curhat ke istri pula.
____
Bulan pertama kerja, kami kerepotan masalah perdapuran, karena menunggu waktu sebulan tanpa gajian itu berat banget, apalagi yang ku tanggung sekarang bukan hanya istriku. Tapi ada ibu , ayah dan juga adik adikku.
Dulu gaji ku sebagai kuli bangunan yang tidak lah seberapa, tidak sanggup tuk menyisihkan uang karena tidak lah seberapa.
POV Rina
Berbulan bulan sudah berlalu tinggal kembali bersama ibu, urusan perdapuran aku yang menghandle, gaji suami ku yang gak seberapa cukup membuatkan kepala ku mumet membagi keuangan ini, aku lebih mumet lagi apabila ku dengar keluhan ibu dan saudara saudara bang Arman saat melihat sajian di atas meja.
" Alaaah kak Rina, kenapa hanya ada tempe dan ikan sarden aja. Sekali kali lauk ayam kah begitu" gerutu Lastri.
" Maaf Lastri, kakak hanya mampu nya seperti ini, kamu kan tau Abang mu hanya kuli bangunan, bersyukur aja kita tiap hari bisa makan" , jelasku.
Untung lah sekarang Lastri sudah tidak seperti dulu lagi cerewet nya. Walaupun malas masih melekat dirinya.
Begini juga ibu , kadang juga manyun dulu baru makan.
" Nasib nasib sudah tua bukan nya tambah nikmat,tapi malah tambah sengsara, setiap hari hanya bisa makan nya lauk tempe dan sayur bayam" sangat sering ibu katakan seperti itu.
Tapi tetap makan juga mungkin karena sudah lapar.
Namun aku bersyukur karena ibu sekarang sudah gak jahat lagi seperti dulu. Ternyata kemiskinan yang mereka alami sekarang membuat mereka telah berubah baik padaku.
Sesekali ibu memberi ku uang belanja, sambil memesan daging ayam, dia bilang dapat rezeki di kasih bang Arman.
Saat itulah kami sekeluarga dapat memakan opor ayam, masakan kesukaan keluarga suami ku.
Share this novel