Dua Puluh

Romance Completed 140182

Happy Reading!!!

Jangan lupa komen yaa...

Masuk konflik dulu ya ????????

??????????

"Kenapa file yang ini yang kau bawa kemari. Aku meminta file untuk Dirga Corp. SANA!!! Bawa kembali file ini," ucap Amanda ketus pada asistennya.

"Tapi, bu--"

"Bu Amanda tadi meminta saya untuk membawakan file Halu Company, bukan Dirga Corp." ucap Karin.

Amanda melirik tajam asistennya yang dengan berani menjawab perkataannya. Ini kali pertama Karin membantah perintahnya. Tentu saja hal itu menyulutkan api emosi Amanda.

"Kau berani menjawab?! Wah... kau benar-benar yah Karin!" ucap Amanda datar tapi sarat emosi.

"Maaf Bu Amanda, saya tidak bermaksud membantah titah ibu, tapi ini sudah ke enam kalinya ibu menyuruh saya mengambil file yang berbeda. Awalnya saya kira, saya yang salah mendengarkan perintah ibu, tapi ternyata memang ibu yang sepertinya tidak konsisten. Saya pikir ibu butuh istirahat sejenak. Biar pekerjaan ini, saya dan tim yang menyelesaikannya. Saya mohon maaf jika sudah berkata lancang seperti ini," ucap Karin berani.

Amanda tertegun di tempatnya. Ia memegangi sebelah kepalanya yang memang terasa pusing akibat kurang tidur beberapa hari ke belakang.

Arsitek cantik itu memilih untuk menarik napas lalu menghembuskannya pelan. Ia memejamkan mata dan memilih duduk kembali di kursinya. Karin berjalan mendekati Amanda setelah membuatkan wanita itu teh hijau yang ada di dalam ruang kerja bosnya itu.

"Lebih baik ibu minum teh hangat ini terlebih dahulu. Silakan diminum ya, Bu," ucap Karin sopan.

"Saya permisi untuk kembali ke meja saya, Bu. Permisi,"

Karin memilih keluar dari ruangan Amanda sambil membawa tumpukan dokumen yang sebenarnya tidak begitu Amanda perlukan.

"Sepertinya aku sudah mulai gila," gumam Amanda sambil mendongakan kepalanya.

"Apa kau sudah mati di sana, sehingga kau terus menghantuiku pria sialan," umpat Amanda kesal.

"Ini ternyata lebih gila dari masa lalu ku." gumam Amanda.

Wanita cantik itu mengepalkan kedua telapak tangannya dengan geram dan mencoba menarik napasnya dalam-dalam lalu dihembuskannya agar ia bisa sedikit rileks.

"Lebih baik aku pergi saja!" gumam Amanda.

Wanita itu meraih kunci mobil dan bergegas keluar dari ruangannya.

"Karin, kemari!" panggil Amanda, wanita itu berdiri di dekat pintu ruangan para asistennya.

Wanita yang dipanggil Amanda beranjak dari kursinya dan berjalan cepat mendekat kearah bosnya. Belum sempat Karin berucap apapun, Amanda sudah berbicara terlebih dahulu.

"Aku akan cuti selama beberapa waktu ke depan,"

Satu kalimat yang keluar dari mulut Amanda membuat Karin beserta beberapa orang di ruangan itu terkejut. Sangat jarang terjadi, bos cantiknya yang terkenal cukup gila kerja itu membiarkan kantor beserta pekerjaannya di tinggalkan begitu saja.

"Kenapa kalian semua menatapku begitu? Aku akan pulang! Kalian tetap aku gaji." ucap Amanda ketus.

"Kerjakan semua deadline untuk minggu ini dan minggu depan. Aku percayakan semuanya pada kalian. Tenang saja, aku akan memberikan kalian semua bonus jika tidak ada keluhan dari klien. Tapi jika ada klien yang mengeluh dengan hasilnya, maka yang akan terjadi yaitu sebaliknya. Kalian mengerti?" Amanda memberikan titahnya sebagai seorang bos.

Mereka semua yang berada di sana mengangguk kaku setelah mendengar rentetan perintah dari bos cantiknya yang hampir tidak pernah memberikan kepercayaan penuh pada mereka semua.

Amanda melenggang ke luar, meninggalkan kantornya dengan gaya angkuh khasnya.

Sedangkan di dalam kantor, para asisten Amanda sibuk bertanya-tanya mengapa secara mendadak bos mereka mengambil cuti.

"Hari yang luar biasa. Wah!"

"Sangat sulit dipercaya semua ini,"

"Pasti ada sesuatu yang membuat Ibu Amanda mengambil keputusan untuk cuti, padahal beliau sangat gila kerja," Bisma menimpali.

"Ah, apa jangan-jangan, ini ada hubungannya dengan pria super tampan yang beberapa waktu lalu datang ke kantor ini?" kata Karin.

"Kau kenal dengan pria itu?" tanya Dita.

Karin sedikit menerawang dan mengangguk mendengar pertanyaan Dita.

"Dia orang hebat." kata Karin.

"Maksudmu seperti superhero? Iron Man? Superman?" potong Bisma, Dita reflek memukul punggung pria itu dengan majalah di atas mejanya.

"Dia salah satu pria berpengaruh di Amerika. Aku mencari tahunya karena penasaran. Aku kira sebelumnya pria itu seorang model." lanjut Karin.

"Apa dia kekasih bos kita? Hmm... aku pikir bos kita itu--- les--- bian!" ucap Dita hati-hati.

Karin dan Bisma melirik sinis ke arah Dita.

"Ya, aku hanya berpikir layaknya orang lain pikirkan. Kalian berdua tidak perlu melirikku sinis seperti itu." bela Dita.

"Jika Bu Amanda mendengar ucapanmu tadi, ku pastikan kau akan mati ditempat," desis Bisma.

Dita berdecih lalu menutup bibirnya rapat-rapat.

"Pria tampan yang pernah datang kemari itu adalah CEO Rajasa Corp. Salah satu perusahaan raksasa di Amerika."

Bisma menutup mulutnya cepat, sedangkan Dita menganga terkejut.

"Wah! Semakin makmur berarti kita!" ucap Bisma.

"Bu Amanda ketus begitu tapi kenapa dia beruntung sekali ya. Ah- aku semakin iri dengan bos kita itu," gumam Dita.

"Sudah-sudah! Kenapa kita jadi bahas Bu Amanda. Kita masih banyak PR yang harus dikerjakan. Ayo, kembali kerja!" seru Karin, berjalan kembali ke mejanya.

"Ah- benar juga. Bu Amanda suka berubah pikiran, tiba-tiba beliau datang lagi kemari," ucap Dita.

Semuanya kembali sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

??????????

Amanda masuk ke dalam mobil lalu memukul stir dengan kuat. Teriakan kekesalan penuh frustasi terdengar saat pintu mobil sudah tertutup rapat. Saat perjalanan dari kantornya menuju parkiran, Amanda mengisi waktunya dengan melihat-lihat portal berita Internasional. Kebiasaannya yang terjadi akhir-akhir ini karena wanita itu tahu, Darko sering sekali menjadi salah satu sosok yang menghiasi laman bisnis di sana.

Namun, kali ini Amanda harus menelan pil pahit dan kekesalan yang memuncak akibat salah satu berita yang diterbitkan hari itu. Berita yang menampilkan foto Darko bersama seorang wanita sedang berjalan bersisian. Wanita itu diketahui seorang artis hollywood dunia yang aktingnya tidak perlu diragukan lagi.

Entah mengapa, ada rasa tidak terima yang muncul begitu saja dalam diri Amanda. Padahal foto itu hanya dugaan sementara. Lagi pula, bukankah Amanda tidak menyukai Darko, tapi kenapa kini ia uring-uringan bahkan begitu kesal melihat foto tersebut.

"Dasar BASTARD!!!" umpat Amanda sambil memukul stir mobilnya.

"Ucapan dan tingkah laku memang tidak pernah sama! Mulut pria memang tidak bisa dipercaya,"

Sebenarnya kekesalan Amanda adalah suatu hal yang berlebihan untuk wanita normal yang tidak memiliki perasaan apapun pada lawan jenis yang ada di dalam berita tersebut.

Berita itu menyebutkan bahwa Rajasa Corp telah membeli saham salah satu agensi besar yang menaungi artis-artis hollywood yang namanya sudah mendunia. Rajasa Corp sendiri adalah milik Darko Dio Rajasa. Lagi pula tidak ada yang spesial dari foto yang ada ditampilkan dalam berita tersebut, hanya foto Darko sedang berjalan bersisian bersama Emma Walz dan itu sama sekali tidak terlihat romantis.

Amanda mengotak atik ponselnya, wanita itu sedang sibuk mengecek jadwal keberangkatan untuk ke Seoul. Ia memilih untuk pulang ke tanah kelahirannya untuk menenangkan diri sejenak.

Tanpa menunggu lama, ia sudah memesan tiket pesawat dan siap berangkat sore nanti. Amanda menghidupkan mobilnya lalu menginjak pedal gasnya untuk segera berkemas di apartmen-nya.

??????????

Darko berencana kembali ke Indonesia untuk menemui wanita keras kepala yang terus menghantui otaknya. Ia tidak bisa tenang begitu saja, meskipun mata-matanya mengatakan jika Amanda baik-baik saja dan tidak melakukan tindakan apapun.

Wanita itu diketahui hanya dua kali pergi ke kelap malam dan di sana tidak lebih dari satu jam. Selebihnya wanita itu lebih banyak menghabiskan waktu di dalam kantornya.

Tapi harapan tinggal harapan, Darko kembali harus menahan diri dan rindunya karena begitu banyak pekerjaan yang menunggunya.

Gejolak batin yang luar biasa tengah dirasakan Darko. Pria itu berusaha keras menutupi semua perasaannya di depan semua orang dengan ekspresi datarnya.

Setelah membeli seluruh saham salah satu agensi artis papan atas hollywood, kini pekerjaan serta pikiran Darko sedikit berkurang. Tinggal memikirkan bagaimana caranya ia bertemu kembali dengan wanita pemilik rahim yang akan diisi bibit - bibit masa depannya.

Darko memejamkan matanya sambil mengendurkan dasi yang sedang ia pakai. Sudah hampir larut malam, tapi Darko belum lagi ingin pulang ke rumahnya. Ia masih betah untuk berlama-lama di ruang kerjanya.

Ponselnya berbunyi, ada satu pesan penting yang dikirimkan oleh salah satu mata-matanya.

- Ms Amanda akan berangkat ke Seoul, siang ini. -

Satu baris pesan tersebut mampu membuat Darko berdiri dari tempat duduknya. Ia segera menelepon asistennya.

"Siapkan pesawat sekarang! Batalkan semua meeting besok. Aku tidak ingin dibantah! Laksanakan. Sekarang!" Darko meninggalkan ruang kerja perusahaannya, bergegas untuk pulang sejenak untuk bersih-bersih, sebelum pergi menyusul wanitanya.

??????????

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience