BAB 2

Thriller Completed 284

“Kau tidak apa-apa?” tanya Michael . “Kau mengigau lagi. Apa mimpi itu masih mengganggumu?”

“Ya.” Jawab Mariah .

“Sepertinya kita harus mencari bantuan, sayang.” Ucap Michael .

Bantuan yang dimaksudkan oleh Michael adalah bantuan medis. Mariah sudah bertemu dengan seorang doktor jiwa dan menceritakan semua hal pada doktor itu, mengenai mimpi dan juga suara-suara yang ia dengar setiap malam. Doktor itu tentu saja tidak percaya dengan hal-hal ghaib . Sudahnya , sang doktor hanya mampu memberikan ubat penenang pada Mariah , dengan harapan Mariah dapat tidur tenang tanpa mendapat gangguan di tidurnya. Tapi.., apakah ubat itu berhasil? Hanya satu hari. Dan di hari berikutnya, Mariah kembali dikejutkan dengan adanya wajah polos dengan mata hitam itu. Gadis itu menyeringai ke arahnya, seakan tengah mengejeknya. Apa yang terjadi? Kenapa Mariah diganggu oleh sosok misteri itu?

“Ini sudah kelewatan, Mariah .” Ucap Michael di suata malam sesaat setelah Mariah terbangun sambil berteriak.

“Kau…, terganggu.”

“Ya.” Jawab Mariah dengan nada sedikit kesal. “Dan kau sama sekali tidak membantuku, Michael . Kau tidak mengerti dengan apa yang kurasakan.”

“Aku ingin membantu.”

Mariah bangkit dari tempat tidurnya, memakai slippernya dan bergerak ke luar dari bilik . Ia mengarah ke dapur di lantai satu untuk mengambil minum, saat tiba-tiba ia dengar saura hantaman itu lagi.

Duk!! Duk!!

Mariah berdiri diam seketika. Suara itu berasal dari arah ruang tamunya yang gelap. Benda apa yang sebenarnya menciptakan saura hantaman seperti itu? Bola kristal itu?

Mariah berada di antara dua pilihan. Apakah dia harus mencari tahu tentang suara itu?, atau dia boleh sahaja tak ambil peduli dan kembali ke bilik . Namun hati Mariah mengatakan bahwa ia harus mencari tahu tentang suara misteri itu.

Mariah bergerak ke arah ruang tamunya setelah mendengar satu suara hantaman lagi. Mariah berani bersumpah bahwa ada yang tidak beres dengan bole kristal itu. Tapi ia tidak begitu yakin apakah memang bola kristal itu penyebabnya.

Ruang tamu menyala seketika saat Mariah menekan saklar lampunya. Dan seketika ia lihat, bahwa tidak ada yang berubah dengan perabotnya yang berada di ruangan itu. Kecuali…, benda bulat bening itu.

Mariah mendekat ke arah tempat dimana bola itu berada sebelumnya. Dudukan dari kain yang terdapat di sebelah pigura foto telah kosong, tanpa ada kehadiran benda bula itu. Mungkin terjatuh?

Mariah berjongkok, kemudian melihat ke sekeliling. Sama seperti sebelumnya, yang ia temukan hanyalah bekas-bekas hantaman dan goresan yang berada di bagian bawah furnitur. Akan tetapi, seberapa keras ia mencoba mencari, bola kristalnya itu telah menghilang secara gaib.

Mariah mencoba mencari di ruang sebelah yang berhubungan dengan ruang tamu. Namun ia tetap tidak dapat menemukan bola kristal itu.
Mariah kembali ke bilik nya dan kemudian bertanya pada Michael mengenai bola kristal itu.

“Bukankah di tempat biasanya?” ucap Michael .

“Tidak ada disana.” Jawab Mariah .
“Bolanya menghilang, Michael . Bolanya benar-benar hilang.”

“Mungkin terjatuh.”

“Tidak.” Bantah Mariah . “Aku sudah mencarinya kenamapun tapi bola itu tidak ada.”

Mariah yang biasanya tidak terlalu peduli dengan barang antik tentu saja bertingkah aneh saat kini ia mulai kelabakan saat bola kristal itu menghilang. Sebenarnya bukan masalah besar. Akan tetapi, Mariah merasa bahwa bola kristal itulah penyebab mimpi-mimpi buruknya.

“Yang benar saja!” ucap Michael saat Mariah mengeluarkan teorinya itu.
“Tidak mungkin benda itu…”

“Semua yang kualami terjadi setelah menerima benda itu.” Ucap Mariah .
“Tidak pernah terjadi sebelumnya, ‘kan? Kurasa ada sesuatu yang tidak beres dengan bola itu.”

“Darimana kau mendapatkannya?” tanya Michael . “Kau mengatakan…, kau mendapatkannya dari salah seorang keluarga jenazah?”

Mariah mengangguk. Ya. Kini baru terpikirkan kembali mengenai seorang ibu yang memberikan bola itu padanya. Seorang wanita yang putrinya meninggal, memberikan bola itu sebagai pembayaran periasan jenazah. Entah kenapa Mariah mau menerima benda itu. Tentu saja bukan kerana alasan pembayaran, kerana Mariah tahu bahwa bola itu sama sekali tidak berharga. Dan kini, ia dihantui oleh mimpi buruk itu. Dan…, tunggu dulu! Mimpi itu…

“Sial!” umpatnya. “Mimpiku…, selalu berkaitan dengan adanya seorang gadis.”

“Apa maksudmu?”

“Gadis kecil.” Ucap Mariah . “Gadis kecil itu bernyanyi di bilik nya, sendirian, kurasa ia kesepian, Michael . Dan kini aku tahu kenapa.”

“Kenapa?”

“Bola kristal itu.” Ucap Mariah . “Bola kristal itu seharusnya berada bersamanya, dan bukan disini.”

“Aku tidak menger…”

“Gadis itu adalah gadis yang kurias di rumah jenazah sebulan yang lalu.”

Share this novel

Guest User
 


NovelPlus Premium

The best ads free experience