### **Prolog: Warisan Luka yang Tak Terpadam**
Angin malam berbisik di antara pohon-pohon tua Darkforest, membawa bersama bayangan masa lalu yang tak pernah hilang. Di tengah kegelapan, Lucian berdiri kaku di hadapan batu nisan yang terukir dengan nama yang telah lama hilang dari dunia manusia—nama seorang wanita yang pernah menjadi nyawanya, sebelum dirobek dari sisinya oleh tangan manusia.
Jari-jarinya menyentuh permukaan batu itu, dingin seperti kenangan terakhir yang masih menghidupkan dendamnya. **Mereka telah merampas segalanya.** Cinta yang pernah memberi cahaya kepada jiwanya, kini hanya tinggal sejarah kelam yang menghantui setiap langkahnya.
Di sebalik bayangan pohon, Selena berdiri tidak jauh. Matanya, penuh rasa ingin tahu dan kesedihan, memerhatikan ayahnya tanpa berani mengeluarkan suara. Dia terlalu muda untuk mengingati tragedi itu, tetapi cukup dewasa untuk merasakan beban kesakitan yang memenuhi jiwa ayahnya.
"Aku bersumpah, Selena," suara Lucian akhirnya pecah dalam sunyi malam. "Manusia tidak akan pernah menyentuhmu. Mereka hanya tahu menghancurkan. Aku tidak akan biarkan kau mengalami nasib yang sama."
Kata-kata itu seakan ukiran sumpah yang tidak dapat dihapuskan. Tetapi di hati Selena, ada sesuatu yang goyah. Dia tidak tahu apakah lebih menakutkan—manusia yang dianggap sebagai ancaman, atau batasan yang mengurungnya di dalam dunia yang hanya mengenali kegelapan.
Dan jauh di dalam Darkforest, takdir sudah mula bergerak.
---
Share this novel