kepada timur yang terpejam, ladang tahunku yang tabah. mata cahya memberi kedipnya bagi kelahiran degup pertama Kita hanya mampu membangun kuil-kuil masa lalu untuk berpijak. Melahirkan dewa-dewa lalu menumbangkannya. Epos dan mitologi, hantu-hantu ingatan dan kencana cita-cita, lahir dan tumbang menggenapi kefanaan kita. Kita pula yang meyakini diri untuk tetap superior di tengah aporia (kebuntuan-kebuntuan) kemanusiaan agar seakan kita cukup dewasa menanggung beban zaman. Seperti Sisipus yang dikutuk memanggul batu ke puncak gunung. Meski gagal dan batu itu bergulir kembali, tapi kita bangkit dan melupakan segala kegagalan.
View All Chapters (Total 16 Chapters)
Update 07 March 2018