DIA BUKAN AKU

Ruang Sunyi

Romance Series 271
5
(1 ratings)

Synopsis

#Dia_Bukan_Aku_Part01 Oleh : Ersu Ruang Sunyi "Jebret," suara keras itu terdengar di sekitar lampu merah. Semua orang pun menjerit menyaksikan insiden yang hampir merenggut nyawa si gadis cantik berseragam SMA tersebut, di tengah rintik gerimis di balik kemacetan jalanan pusat kota. "Kamu punya mata gak sih? Hampir saja motor itu nabrak kamu!" teriak lelaki yang menolong gadis itu. Tak sepatah katapun keluar dari bibir tipis itu, hanya tubuh yang gemetar karena syok, keduanya tak menyadari masih dalam posisi berpelukan, sebelum suara klakson kendaraan membuyarkan pikiran mereka berdua. "Aileen, kamu gak apa-apa? Terus kenapa kamu pakai baju sekolah begini sih?" seseorang yang berpenampilan anak jalanan menghampiri kedua orang yang hampir ketabrak itu. "Och kamu temannya? bilangin jangan bengong kalau mau nyebrang, hampir saja barusan ketabrak motor," kata sang penolong tersebut sambil berlalu pergi. "Kamu," Aileen sedikit kebingungan melihat seseorang yang memanggil dirinya dengan sebutan nama Aileen. "Ini Gua Nerissa, Lo kaya sesambet setan jalanan saja. Aileen, kamu kapan ganti bajunya? tadi kan masih pakai baju biasa," Nerissa kebingungan melihat penampilan Aileen. **** "Ini dia, si perebut perhatian idola sekolah kita. Pokoknya jangan di kasih kendor, ikat bocah yang so cantik ini" kata salah satu siswi yang berseragam. "Laila. Apa sih salah kita berdua, sampai kita berdua di perlakukan begini?" tanya Davina "Diam Davina cupu! kamu juga Azzura, jangan so cari perhatian sama si tampan Fino," plakkk ... tangan Laila menampar Azzura. "Lepaskan Gua!" teriak Azzura. "Och ternyata mulai berani berteriak ini bocah, kalian semua lakban mulut si Azzura sama si Davina ini agar gak ada seorang pun yang tahu mereka kita sekap di gudang sekolah ini. Laila dkk pun pergi meninggalkan Davina dan Azzura dalam gudang sekolah, waktu pun makin gelap, sudah seharian Davina dan Azzura di sekap, sedangkan keluarga Azzura mencari keberadaan Azurra begitupun dengan keluarga Davina. Azzura berusaha keras agar bisa melepaskan tali ikatan yang melilit pergelangan tangannya ia pun berhasil membuka ikatan itu, dan melepaskan ikatan Davina juga. "Azurra, aku takut banget di sini gelap banget, bagaimana kalau ada kecoa, terus barusan bagaimana bisa kamu melepaskan ikatan itu?" tanya Davina keheranan. "Kecoa gak bakalan memakan kamu, jangan banyak tanya, kita harus keluar dari ruangan yang terkunci ini," jawab Azzura sambil mencongkel jendela yang berada di samping mereka. Davina yang sedikit bingung dengan perubahan sikap yang dimiliki Azzura pun gak banyak tanya lagi selain bagaimana harus keluar dari ruangan itu. Dengan susah payah akhirnya Azzura pun berhasil membuka jendela itu, dan ketika mereka ke arah gerbang sekolah satpam memanggil mereka berdua, dan terheran-heran, jika kedua siswi yang di cari di sekolah ternyata ada di situ, satpampun berkata jika kedua orang tuanya pada mencarinya, tak lama orang tua Azzura pun sampai di sekolah di susul dengan orang tua Davina, setelah satpam sekolah menghubungi kedua orang tua keduanya. "Sayang, kamu ini kenapa berpakaian seperti ini, terus tadi pagi kenapa gak masuk sekolah dan gak pulang ke rumah bikin kami bingung saja?" Seorang wanita cantik menghampiri Azzura dan memeluknya. Malam itu pun Azzura pulang ke rumahnya, begitu pun dengan Davina. Davina semalam hampir gak tidur karena memikirkan Azzura yang sedikit aneh, dan sebaliknya Azzura begitu nyaman tertidur pulas di kasur empuk itu. *** Di tempat lain di balik kesunyian malam ada yang mengeja malam di balik tikar lusuh berdebu, sesekali matanya di pejamkan walau tak kunjung terbang ke alam mimpi. "Aileen, Lo kenapa? dari semalam Gua perhatikan sipat Lo aneh banget, terus Lo juga gak tidur semalaman, apa kepikiran kejadian kemarin pagi?" tanya Nerissa membuyarkan lamunan Aileen yang semalaman tidak tidur. "A ... aku," Aileen nampak gugup. "Sejak kapan aku ... aku? Biasa juga Lo Gua," Nerissa mengerlingkan kedua alisnya. "Emm ... bisa enggak kalau panggilannya, aku, kamu aja?" tanya Aileen "Duh ... Lo salah minum obat apa sih Leen? aneh banget, ok; aku, kamu. Jawab Nerissa. *** Pagi itu 05:30 Azzura sudah di bangunkan oleh Art di rumahnya untuk siap-siap berangkat ke sekolah, dan bilang jika kedua orang tua Azzura pergi ke Moscow untuk urusan bisnis jam 5 subuh tadi sehingga gak tega membangunkan putri kesayangannya itu. Azzura pun di antar oleh supir pribadinya ke sekolah. Sesampai di sekolah Azurra sudah di tunggu oleh Davina di pintu gerbang sekolah. "Azzura, bagaimana jika Laila dkk nyekap kita lagi di gudang?" Davina langsung melayangkan pertanyaan kepada Azurra yang baru turun dari mobil. "Sudah, tenang saja, aku sudah punya rencana buat mereka semua." Jawab Azzura sambil menarik tangan Davina. Laila yang baru datang, heran melihat Azzura dan Davina sudah ada di dalam kelas, dan mengobrol dengan si tampan Fino. Hati Laila semakin terbakar api cemburu melihat kedekatan keduanya, ia pun menghampiri Azzura. "Sreeeettt ... Ufz, sorry gak sengaja." Laila menumpahkan minuman di baju Azzura. Tanpa berbicara Azzura berdiri lalu merogoh tasnya, dan menarik kerah baju Laila, dan memasukkan sesuatu kedalam dada Laila. Serentak Laila lari dan menjerit, karena ada beberapa kecoa di tubuhnya yang di masukkan oleh Azzura. Davina bengong melihat kejadian itu, seolah gak percaya dengan apa yang di lakukan oleh sahabatnya itu. "Azzura, sejak kapan kamu berani megang kecoa seperti itu?" tanya Davina penuh selidik. "Sejak barusan kan." jawab Azzura simple. Azzura sedikit bingung harus memposisikan dirinya bagaimana. *** Terlukanya Ketua Geng Mawar ___________ Nerissa mengajak Aileen untuk mendatangi Bogel, walau pun Aileen gak tahu siapa itu Bogel, ia ikut dengan Nerissa tanpa banyak bertanya. Sesampainya di sebuah gang sempit Davina menghentikan langkahnya. "Bogel, ternyata Lo punya nyali juga untuk bertemu dengan ketua geng ??," Nerissa melirik ke arah Aileen. Aileen gak paham kode apa yang di berikan oleh Nerissa. "Och jadi ini ketua kalian, bagaimana bisa tubuh kurus begitu di jadikan ketua geng, sekali jitak aja langsung mewek," ucap Bogel di barengi tertawa kelima temannya yang baru datang. "Eehh ... Apa-apaan Lo ngajak balad, Lo udah janji sama Gua gak bawa teman-teman Lo ...," Nerissa sedikit grogi melihat teman-teman Bogel yang baru pada datang. "Aileen Lo malah diam sih, bukannya bantu Gua ngomong," Nerissa berbisik ke arah Aileen. Aileen yang bingung, belum aja menjawab Nerissa di hantam oleh salah satu dari teman Bogel, keributan pun tak terelakan Aileen hanya terpaku melihat keributan itu, sambil memegang kedua telinganya seolah tak ingin mendengar keributan itu. Nerissa sempoyongan melawan kelima anak buah Bogel. "Aileen, awas ...," Nerissa berteriak melihat sahabatnya di pukul balok kayu oleh Bogel. "Lo kurang ajar, awas Lo ya, Gua gak akan maafin Lo," Nerissa berteriak sambil berusaha melepaskan diri dari keroyokan anak buah Bogel. "Gua kan sudah bilang tanpa barang, sahabat Lo semua gak akan Gua lepaskan," Bogel menginjak tangan Nerissa yang berusaha menolong Aileen. Di bawah trik matahari Aileen melihat sosok tinggi menghajar semua preman itu. Nerissa pun melihat sekilas sosok tinggi itu di balik darah yang menetes dari kepalanya. "Masih berani bikin masalah di wilayah kekuasaan Gua!" suara itu bagai halilintar yang memecah trik matahari, sebelum suara sirene polisi terdengar semakin dekat. Semua berhamburan berlari termasuk Nerissa sambil menahan rasa sakit. Tak terkecuali dengan Aileen yang tak sadarkan diri. Tubuh tegap tinggi berotot itu membopong wanita semampai yang berat badannya tak lebih dari 48 kg. "Andrian siapa yang kamu bawa itu?" tanya perempuan renta itu sambil memegang jarum jahit dengan sehelai kain yang ia pegang. "Ini Bu, tadi ada perempuan kecelakaan di jalan, aku gak tahu rumahnya di mana jadi kubawa dulu ke sini, gak apa-apa kan Bu?" Andrian sambil membaringkan gadis cantik itu di atas kursi bambu reot yang ada di ruangan sempit itu. "Owalaah ... Geulis pisan, apa kamu tadi menjambret atau menodong gadis cantik ini?" tanya ibunya Adrian setengah menyelidiki anaknya itu. "Bu, aku sudah enggak pernah ngejambret ataupun merampok orang lagi Bu!" jawab Adrian sambil mengambil kain kecil dan air di mangkok kecil. Adrian membersihkan luka di kepala gadis cantik yang belum ia ketahui namanya itu, sesekali ia menatap lebih dalam seraut wajah imut itu, ada debar yang ia rasakan. "Bang Ian ... bang! Danish di gebukin orang," seseorang datang menghampiri Andrian dengan ngos-ngosan. "Digebukin macem mana? nyuri lagi di pasar?" tanya Andrian dengan menatap Ezra penuh tanya. "Aku belum tahu pasti di gebukin karena apa, tapi Abang harus bantu untuk mendamaikan orang-orang pasar. Busett ... Ini ketua geng mawar di sini bang!" Ezra lebih terkejut ketika melihat sosok yang terbaring di hadapan Andrian. "Kamu kenal gadis ini?" tanya Andrian sambil berdiri mendekati Ezra. "Bang! itu cewek ketua geng mawar, kalau gak salah namanya Aileen, kenapa ada sama Abang?" Ezra hampir lupa dengan niat semula untuk meminta bantuan kepada Andrian. Bersambung Ruang Sunyi, 24/01/22 #Cerbung


Share this novel

Rate this story


Comments

No Comment yet

Ruang Sunyi

14 followers


NovelPlus Premium

The best ads free experience