Lelaki itu diam di ambang pintu rumahnya. Seragam blue jeans. Sepatu. Tas ransel. Helm safety sudah menunggunya. Pukul empat lewat sepuluh. “Ke mana si Wawan? Tak seperti biasanya,” batinnya. Ia menekur di kursi teras bedeng kontrakan. Dirogoh saku baju. Sebatang rokok dan sebiji korek nongol dari saku celana. Puntung merah menyala. Hisap, uar. Hisap, uar. Asap putih menjadi pencemar. Semoga embun tak protes.
View All Chapters (Total 3 Chapter)
Update 13 September 2019